Antrean panjang kendaraan roda empat untuk pemasangan RFID sudah terjadi sejak Jumat (29/11), di SPBU yang berada di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan. Puluhan mobil yang datang bukan hanya untuk mengisi BBM, tapi untuk memasang alat pencatat konsumsi BBM subsidi gratis dari PT Inti (Persero) dan PT Pertamina (Persero) itu.
Pertamina dan PT Inti membuka pemasangan gratis RFID di SPBU tersebut. Antrean sudah terjadi sejak pukul 07.00 WIB. Akibatnya, terjadi kemacetan di daerah sekitar SPBU.
Di SPBU ini PT Inti membuka posko pendaftaran pemasangan. Tempatnya di ruko yang berada di lingkungan pom bensin tepat di bawah Kopi Oey Kuningan. Di depan posko tersebut terdapat spanduk besar dengan warna merah bertuliskan “Mau BBM Bersubsidi? Pasang RFID Gratisâ€. Tulisan tersebut sangat mencolok mata buat yang mengisi BBM di tempat itu.
Namun, banyaknya pemilik kendaraan yang ingin memasang alat tersebut belum dibarengi dengan jumlah petugas yang hanya enam orang. Pemasangan juga rebutan karena tidak ada pengaturan saat pendaftaran. Alhasil, banyak para pemilik kendaraan yang protes.
“Saya kesal sekali sekaligus bingung, pemerintah ini mau apa sebenarnya, kita disuruh pasang yang beginian (RFID) hanya masalah isi BBM,†kata Widiawati, pemilik mobil Kijang.
Hal senada disampaikan Ade. Dia mempertanyakan kebijakan pemerintah yang menerapkan sistem RFID. “Sistem ini cuma bikin ribet. Cuma mau isi bensin saja kok diatur begini,†ujarnya.
Banyaknya masyarakat yang mau memasang RFID dipengaruhi oleh isu yang beredar di jejaring sosial jika tidak memasang RFID tidak akan bisa membeli BBM subsidi lagi dan per Desember 2013 pemasangan alat pemantau tersebut akan dikenakan biaya Rp 200 Ribu.
Namun, sampai sekarang belum ada kepastian kapan sistem ini akan mulai berlaku. Vice President Fuel Marketing PT Pertamina Mochammad Iskandar mengatakan, untuk tahap awal sistem ini akan berlaku di DKI Jakarta terlebih dulu.
“Kita sih ingin secepatnya diterapkan, tapi sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan akan diberlakukan sistem ini khususnya di DKI Jakarta,†katanya.
Menurut dia, belum ditentukannya waktu pemberlakukan RFID di Jakarta karena masih minimnya kendaraan yang sudah dipasang RFID.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengklarifikasi kabar yang menyebutkan pemasangan RFID dikenai tarif Rp 200 ribu.
Ali mengatakan, pemasangan alat monitor BBM tersebut tidak terbatas waktu. Target Desember adalah target dari PT Pertamina, di mana seluruh kendaraan di Jakarta sudah terpasang alat tersebut.
Direktur Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, pemasangan alat pengendali BBM itu tidak akan berfungsi untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi yang dilakukan kendaraan bermotor.
“Sepanjang mobil ingin mengisi tangki BBM-nya sampai
full, maka itu bisa dilakukan dan tidak bisa dihambat oleh RIFD yang akan dipasang di bodi kendaraan dan
nozzle SPBU,†tegasnya.
Dia menilai, kebijakan program yang dibikin pemerintah baik RIFD maupun pembayaran non tunai cuma program yang dibuat untuk mengatasi kepanikan terhadap konsumsi BBM subsidi yang terus meningkat melebihi kuota. ***