“Kita ingin gunakan merek dalam negeri. Punya tanah air sendiri, N-219 keluaran PTDI,†kata Direktur Utama Merpati Capt. Asep Ekanugraha, kemarin.
Dijelaskan Asep, penggunaan N-219 mendukung rencana bisnis Merpati untuk terus mengembangkan penerbangan perintis. Ia mempunyai mimpi untuk terus membuat Merpati terbang keliling Indonesia.
“Untuk kelas 20 seater itu penerbangan perintis kita siap gunakan N-219. Kita tetap menjelajah langit Indonesia dengan berupaya menghubungkan tempat-tempat yang belum digarap maskapai lain. Ini ciri khas kita,†jelas Asep.
Asep menjelaskan, Merpati memiliki 8 pesawat, antara lain, Twin Otter dan Cessna. “Ke depan kita siap menambah sampai 40 pesawat untuk penerbangan perintis. Doakan agar Merpati bisa terus terbang di tanah air Indonesia,†tutup Asep.
Untuk beberapa tahun ke depan, Merpati berencana menambah armada (fleet) SSJ 100 pabrikan Sukhoi dan ERJ pabrikan Embraer.
“Waktu itu memang Bombardier, tapi sudahlah jangan dibicarakan lagi. Tapi untuk saat ini kita tengah mengincar 2 jenis pesawat dengan kelas 50 sampai 100 tempat duduk,†ucapnya.
Dijelaskan Asep, Merpati nantinya akan fokus di kelas 50 sampai 100 tempat duduk dengan menggunakan pesawat jet. Merpati perlahan akan mengurangi penggunaan pesawat propeler (baling-baling).
Menurut dia, Merpati bakal memiliki 15 pesawat dengan kapasitas tempat duduk 150-180 yaitu dengan jenis Airbus. Kemudian untuk 40 pesawat dengan kelas tempat duduk 50-100 dan 40 pesawat untuk 20-40 seat. [Harian Rakyat Merdeka]