BUMN listrik itu akan membeli listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan harga 8,6616 sen dolar AS per kilowatthour (kWh). Pembelian listrik itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli tenaga listrik (
power purchase agreement/PPA) PLTA Rajamandala yang dilakukan Direktur Utama PLN Nur Pamudji dengan Direktur Utama PT REP Bambang Priyambodo dan Takashi Shimada.
“Langkah ini dilakukan demi memperkuat pasokan di sistem kelistrikan Jawa Bali dan meningkatkan kontribusi energi baru terbarukan dalam pembangkitan,†katanya.
PLTA Rajamandala merupakan proyek pembangkit listrik swasta tanpa mendapat jaminan pemerintah (
Non Government Guarantee) di Indonesia yang pertama kali mendapatkan jaminan dari
Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), yaitu sebuah lembaga di bawah naungan Bank Dunia.
Kondisi ini, kata dia, memperlihatkan jika PLN telah mendapatkan kepercayaan besar dari dunia internasional sehingga MIGA mau memberikan jaminan atas proyek PLTA Rajamandala.
“Saat ini perwakilan dari MIGA sedang berada di Indonesia untuk melakukan due diligence project,†terang Nur.
Pengembangan PLTA Rajamandala diperkirakan menelan biaya sebesar 115 juta dolar AS dan akan didanai oleh Bank dari Jepang dengan skema
project financing. Masa konstruksi PLTA Rajamandala diperkirakan selama 33 bulan dan dijadwalkan beroperasi secara komersial pada pertengahan 2016.
Skema pembangunan PLTA ini adalah full turnkey, dimana kontraktor utama akan bertanggung jawab terhadap seluruh pembangunan Pembangkit dan juga Saluran Transmisi Tegangan Tinggi sepanjang sekitar 8 kilometer (km) dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku seperti perijinan dan juga Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari setiap unsur dalam pembangunan PLTA Rajamandala.
“Skema pengembangan proyek ini adalah BOOT (
Built-Own-Operate-Transfer),†ujarnya.
PLTA Rajamandala akan dibangun di Sungai Citarum, desa Cihea Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. PLT ini didesain sebagai PLTA
run off river. Pola pengoperasiannya adalah mengikuti pola operasi PLTA Saguling (4x175) MW, dimana akan memanfaatkan air keluaran dari PLTA Saguling guna menghasilkan energi listrik.
Energi listrik yang dapat dihasilkan PLTA Rajamandala rata-rata sebesar 181 gigawatthour (GWh) per tahun dan akan disalurkan ke Sistem Jawa Bali melalui jaringan transmisi 150 kV Cianjur-Cigereleng. [Harian Rakyat Merdeka]