Demi pemerataan pembangunan dalam rangka mencerdaskan masyarakat Indonesia, pemerintah membentuk Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasii dan Informasi (BP3TI) yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di kawasan pedesaan diwujudkan dengan membangun Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) sebanyak 5.748 titik di setiap ibukota kecamatan di seluruh Indonesia.
Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Ashwin Sasongko, bisnis di sektor TIK ini pembangunannya diserahkan kepada masyarakat. Tujuannya, dikatakan Ashwin adalah agar pemerataan pembangunan bisa terwujud hingga ke pelosok tanah air.
"Pertama kita harus tahu bahwa pola bisnis di sektor TIK ini sudah diserahkan kepada masyarakat pembangunannya, bukan semata oleh dilakukan pemerintah. Dulu mungkin dimonopoli oleh pemerintah seperti Telkom dan sebagainya, tetapi sekarang dibuka untuk perusahaan swasta bisnis TIK ini," ujarnya.
Termasuk, lanjut dia, dalam membangun warnet diserahkan kepada masyarakat yaitu swasta. Hanya saja memang, untuk daerah yang terpencil di perbatasan belum dijangkau swasta karena dianggap tidak menguntungkan membangun jaringannya disana.
"Nah untuk itu pemerintah membangun infrastruktur di wilayah tersebut termasuk teleponnya supaya daerah tersebut ada komunikasi dan pembangunan tersebut dibiayai oleh pemerintah," jelasnya.
Menjelajahi dunia maya dan mendapatkan pengetahuan tanpa batas semakin dekat dengan kehidupan dan kegiatan masyarakat pedesaan sehari-hari. Program BP3TI ini membuat peluang internet bisa di akses dari mana saja dari seluruh nusantara. Ini merupakan upaya supaya masyarakat terpencil tidak semakin terkucil. Tarif yang dikenakan kepada pelanggan yang akan menggunakan warnet ini terbilang murah, hanya dengan Rp 2 ribu per jam masyarakat tiap daerah bisa mengakses data sebanyak mungkin. Salah satunya adalah warga desa Wallet, Kecamatan Mekar Sari, Cirebon ini. Letaknya yang jauh dari kota membuat desa ini seolah tenggelam dalam riuhnya perkembangan teknologi komunikasi.
Namun, sekarang desa ini seolah bangun dari keterpurukannya. Sejak ada warnet PLIK di desa ini, masyarakat tidak perlu harus pergi ke kecamatan kota untuk mencari informasi di dunia maya. Keberadaan warnet ini menjadi sangat penting. Hal tersebut dirasakan oleh Ibu Unen, seorang guru SD yang tinggal di desa Walet.
Ibu Unen membutuhkan jaringan internet untuk melihat serta memantau hasil pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) atau sering disebut dengan istilah sertifikasi guru. Tadinya, Ibu Unen harus berangkat ke kecamatan untuk sekedar mendapatkan warnet terdekat. Melewati persawahan yang gelap di malam hari. Namun sekarang hal tersebut tidak perlu lagi dirasakan oleh Ibu Unen.
"Mau lihat hasil tes TLPG kemarin di semarang. Belum tau karena saya nggak punya komputer di rumah. Saya sangat terbantu sekali karena kalau ada apa-apa saya bisa ke warnet gitu. Yang tadinya saya harus ke Ciledug, Pabuaran kan ini deket dengan desa saya sendiri," tutur Unen.
Hal tersebut juga diamini oleh Kenan Supangat, pengelola warnet PLIK di desa Walet ini. Menurutnya, keberadaan warnet ini bukan untuk kepentingan mencari untung semata. Namun, warnet ini mampu menghidupkan desanya serta menjadikan masyarakat di desa tersebut melek tegnologi informasi.
"Sebelum ada warnet itu masyarakat disini cenderung ke kota untuk mencari informasi. Pelajar, guru dan siswa mereka menempuh perjalanan jauh. Aksesnya disini kan sawah jadi sebagian orang tertentu malas gitu untuk keluar,. Akhirnya setelah ada warnet disni alhamdulilah ada peluang baru bagi mereka mengetahui berbagai informasi dan bagi pelajar bisa akses internet dengan biaya lebih murah, inilah kelebihannya yang dari Depkominfo ini," beber Kenan.
Standarisasi warnet sehat jelas diterapkan terhadap warnet yang akan dibangun. Kecepatan akses internet adalah hal yang wajib. Demikian juga tata letak atau layout warnet serta penempatan peralatan yang menjauhkan pengguna dari kegiatan pornografi dan pornoaksi. Dan, tak kalah penting dari sebuah warnet sehat adalah penggunaan software yang asli bukan yang bajakan. Seluruh tampilan, design dan layout dibuat seragam. Diharapkan warnet kecamatan yang dibangun pemerintah dapat menajdi model bagi pengusaha lain dalam membangun usaha bisnis warung internet.
Jika akses internet sudah sampai ke pelosok negeri ini dan kesadaran masyarakat akan pengetahuan dan tegnologi juga tumbuh maka keberadaa warnet adalah keharusan. upaya mencerdaskan bangsa tak luput dari peran warnet yang sehat secara perangkat, fisik bangunan dan manajemen pengelolaan.
Karena besarnya manfaat yang diperoleh oleh warga di desa tersebut, Kenan yang pernah bekerja disebuah stasiun televisi swasta di Jakarta ini merasa sangat terbantu dengan keberadaan warnet PLIK ini. Selain itu, dia berharap warnet sejenis juga terus berkembang kedepannya di seluruh desa-desa di seluruh Indonesia.Tidak hanya memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar teknologi, juga membantu pengusaha-pengusaha muda Indonesia untuk menjadi wiraswastawan handal di masa depan.
"Saya berterima kasih sekali ke Depkominfo karena diberi kesempatan untuk bikin usaha warnet ini karena program ini sangat baik untuk daerah terpencil seperti ini. Juga memberikan peluang usaha untuk wiraswastawan baru seperti saya yang ingin belajar bisnis warnet," katanya pula.
Menjelajah dunia melalui internet ibarat membuka perpustakan dunia yang tanpa batas. Semakin luas kesempatan mengakses internet akan berdampak positif terhadap kemajuan suatu bangsa.
[wid]
BERITA TERKAIT: