Direktur Layanan Garuda Indonesia Faik Fahmi mengatakan, pertimbangan membuka penerbangan ke Jeddah maupun rute internasional dengan alasan potensi pasar yang cukup menjanjikan.
“Pertimbangannya karena banyak warga yang menjalankan haji dan umrah sepanjang tahun. Kami ingin sesegera mungkin merealisasikan jalur Makassar-Jeddah tanpa perlu singgah di kota lainnya,†ujar Faik, kemarin.
Menurut dia, perusahaan memang ingin memperkuat posisi di Makassar. Hal itu dibuktikan dengan beberapa pembukaan rute baru ke kota terpencil, yang selama ini belum terjangkau maskapai lainnya.
Meski begitu, upaya membuka jalur baru tidak menjadi halangan bagi maskapai pelat merah tersebut untuk melebarkan sayapnya di Indonesia timur. Kebijakan itu ditempuh tidak semata untuk menciptakan imej positif semata, melainkan juga sebagai bentuk pelayanan Garuda kepada masyarakat. “Kita fleksibel melayani pasar di sini. Tidak hanya di kota besar, tapi juga di kota kecil yang belum terjangkau,†ucapnya.
Saat ini, jumlah penerbangan Garuda di Makassar mencapai 30 kali dalam sehari. Dengan kedatangan empat armada Boeing 777-300ER, tiga Airbus A330, 10 pesawat 737-800NG, dan tujuh Bombardier CRJ1000 NextGen, Garuda bisa semakin leluasa melakukan penetrasi rute di kawasan tak terjangkau maskapai lain.
Selain mempersiapkan rute baru, Garuda juga tengah meningkatkan upaya untuk melestarikan lingkungan dengan green action. Antara lain, dengan fuel conservation program untuk penghematan bahan bakar. [Harian Rakyat Merdeka]