RUPIAH MELEMAH

Rizal Ramli Ingatkan Badai Besar yang Gagal Diantisipasi Akibat Pemerintah Super Percaya Diri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 11 Juni 2013, 17:11 WIB
Rizal Ramli Ingatkan Badai Besar yang Gagal Diantisipasi Akibat Pemerintah Super Percaya Diri
rizal ramli
rmol news logo Sudah diduga jauh hari sebelumnya, nilai tukar rupiah akhirnya tembus Rp10.000 per dolar AS sebagai akibat dari triple deficits yakni current accounts, neraca pembayaran dan fiskal. Current Accounts merosot terus dari surplus 10,6 miliar dolar AS pada 2009 jadi minus 24,2 miliar dolar AS pada 2012.

Menurut ekonom senior, Rizal Ramli, itulah penyebab utama rupiah anjlok. Menurutnya, kinerja makro yang lumayan sebagian besar didukung oleh boom komoditas terpanjang dalam sejarah, terbuai faktor eksternal dan tidak memiliki strategi. Sudah sering dia ucapkan bahwa banyak hal yang substansinya tidak penting dibuat sebagai kebutuhan pokok. Sementara, pemborosan terus terjadi.

"Pengeluaran untuk politisi dan birokrat melonjak. Biaya perjalanan naik dari Rp 4 triliun tahun 2004, menjadi Rp 20 triliun. SBY meningkatkan pos jalan-jalan lima kali lipat," kata Rizal, Selasa (11/6).

Dia terangkan juga, utang negara ini naik dari Rp 1.000 triliun pada tahun 2004 hingga menjadi Rp 2.000 triliun saat ini. Selain itu anggaran naik berlipat tapi di sisi lain nyaris tidak ada pembangunan infrastruktur.

"Ke mana larinya uang itu?" gugat Rizal.

Dia katakan, "gelembung" ekonomi juga terjadi di sektor real estate, yang sudah sangat over-valuasi. Menurut dia, hal ini yang akan menjadi ranjau berikutnya setelah triple deficits.

Dia katakan situasi rupiah yang merosot karena pemerintah tidak percaya pada peringatan sebelumnya yang ia lontarkan.

Dia ingatkan, pada Oktober 1996, dia bersama lembaga think-tank di bidang ekonomi dan industri ECONIT meramalkan akan ada krisis ekonomi 1997. Saat itu, tidak ada yang percaya, menteri-menteri super percaya diri. Dan akhirnya badai besar terjadi.

"Bank Indonesia sudah intervensi untuk mendukung rupiah. Tapi berat jika terus menerus dan justru akan memancing spekulator," ucapnya lagi.

Sudah jauh pula ia ingatkan, perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang drastis karena anjloknya perekonomian Eropa. Saat muncul rencana kenaikan BBM dan anjloknya perekonomian Eropa mengakibatkan ekonomi Indonesia juga merosot. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA