.PT PP dan PT Hutama Karya terancam tidak bisa menggarap proyek infrastruktur di Jakarta. Ada persaingan terselubung antara kontraktor dan investor.
Kerja sama yang dibangun oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) itu, terancam kanÂdas di tengah jalan. Pasalnya, seÂjumlah proyek yang direncaÂnaÂkan keduanya semakin tak jelas kelanjutannya.
PT Pembangunan Perumahan (PP), salah satu BUMN yang diÂikutsertakan dalam pertemuan antara Dahlan dan Jokowi meÂnyatakan, sedang mengevaluasi kembali proyek-proyek yang diÂrencanakan dalam pertemuan tersebut.
“Kita masih evaluasi, masih kita pelajari,†tutur DirekÂtur Utama PTPP Bambang TriÂwiÂbowo usai acara MarkeÂteers Club di Jakarta, Kamis (6/12).
PT Hutama Karya (HK) yang juga hadir dalam perÂtemuan Dahlan-Jokowi pun meÂngÂatakan hal serupa. ProÂyek monorel yang sudah mangkrak dan rencanaÂnya diÂkerÂjakan perusaÂhaan pelat meÂrah ini, seÂbagai baÂgian dari janji bantuan yang diÂberikan Dahlan pada JoÂkowi, kini juga kemungÂkinan batal dilanjutkan.
“Kita kemaÂrin masih berharap tahun 2013, tapi ya kita lihat perÂkemÂbanganÂnya bagaimana,†jelas Direktur Operasi II Hutama Karya IndraÂdjaja ManoÂpol.
Indradjaja menjelsakan, proÂyek monorel dapat menguÂrangi penggunaan kendaraan priÂbadi di Jakarta sehingga kemaÂcetan daÂpat dikurangi.
“Kalau prinsip dari kami, yang penting orang masuk ke Jakarta itu jangan bawa kenÂdaraan lah, bawa orangÂnya saja. Kan di JaÂkarta sendiri sudah terÂlalu baÂnyak kendaraan,†ujar-nya seÂraya berÂharap bahwa tahun 2013 sudah ada perkembangan.
Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, renÂcana pembangunan rumah susun (rusun) di DKI Jakarta oleh PeÂrum PeÂrumÂnas belum dilaksanaÂkan karena pihaknya tidak yakin Jokowi bisa memperbaiki birokÂrasi perizinan di Pemda DKI JaÂkarta. “BUMN diminta bikin ruÂmah susun, tapi apakah izinnya bisa cepat? Kita lihat saja karena ini belum terbukti kan?†ucap Dahlan, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, proyek moÂnorel yang sebelumnya direnÂcaÂnaÂkan akan mulai dilanjutkan tahun depan masih belum jelas kelanjutannya karena belum ada keputusan dari Gubernur DKI.
Jokowi menyaÂyangÂkan sikap ‘bersaing’ antar operator, invesÂtor dan kontraktor yang terjadi dalam satu proyek transportasi di Jakarta. Ia berhaÂrap, semuanya rukun demi terÂcapainya sistem terintegrasi yang disebut JaboÂdetabek Land TransÂportation Authority.
“Kalau berÂbeda-beda seperti ini semakin banyak investor, konÂtraktor, mengÂintegrasikan yang sulit. Kalau MRT sendiri, monoÂrel senÂdiri, kita maksanya lebih mudah, otoritasnya lebih mudah. Sama kayak jalan tol harusnya. Kalau mau mudah, pakai smart card, sudah nggak usah antre, seÂtiap operator dan pemilik maunya beda-beda,†kata Jokowi usai raÂpat dengan jajaran direksi 5 BUMN membahas monorel di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.
Untuk itu, pihaknya meminta para operator, investor dan konÂtraktor rukun dalam satu minggu agar pengerjaan sistem transporÂtasi publik yang terintegrasi dapat cepat dieksekusi.
“Satu minggu supaya rukun. Yah nanti diputusÂkan, bagaimaÂna? Nggak tahu. Harus cepat puÂtuskan, semuanya sudah ada. InÂvestor sudah ada, konÂtraktor suÂdah ada, buat apa laÂgi lama-lama. Pinginnya monoÂrel segera dipuÂtuskan, kalau MRT kan masih keÂtemu Pak Menko,†ujar Jokowi.
Terkait sistem Jabodetabek Land Transportation Authority, Jokowi mengungkapkan, itu adaÂlah sistem transÂporÂtasi yang terÂintegrasi dengan satu otoritas. NaÂmun, jika operator, investor dan kontraktor berbeda daÂlam setiap ruas proyek transÂportasi massal di Jakarta, maka sisÂtem tersebut sulit dilakÂsaÂnakan.
“Ini masalah terintegrasinya satu rute dengan rute yang lain. Kalau setiap rute investornya beÂda dan kontrakÂtornya lain, opeÂratornya beda, wah itu sulit mengÂintegrasikannya,†curhat beÂkas Walikota Solo ini. [Harian Rakyat Mereka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: