Industri Komponen Otomotif RI Tertinggal Jauh Dari Thailand

Selasa, 04 Desember 2012, 08:00 WIB
Industri Komponen Otomotif RI Tertinggal Jauh Dari Thailand
ilustrasi

rmol news logo Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen dinilai masih rendah. Alhasil, barang impor pun membanjiri pasar dalam negeri.

Dirjen IKM Kementerian Per­industrian (Kemenperin) Euis Saedah mengatakan, pertum­bu­han sektor otomotif dalam negeri sangat tinggi, sementara jumlah supplier komponen otomotif lokal masih rendah.

“Harusnya pertumbuhan oto­motif dibarengi dengan pe­ning­ka­tan jumlah supplier kom­po­ne­n­nya,” ujar Euis saat dialog pe­luang dan tantangan IKM kom­ponen otomotif di Indonesia, kemarin.

Menurut dia, industri kompo­nen otomotif di Indonesia masih tertinggal jauh di negara Asia lainnya seperti Thailand. Jumlah industri komponen otomotif lo­kal hanya 14 persen dari yang di­mi­liki Negeri Gajah Putih itu. Pa­dahal, industri komponen oto­motif di Indonesia sudah ada sejak tahun 1979.

Euis menyatakan, ada beberapa kendala dalam pengembangan IKM komponen otomotif lokal. Di antaranya masih memiliki keter­batasan kemampuan untuk me­me­nuhi persyaratan Quality, Cost and Delivery atau QCD, kemam­puan SDM dan beberapa tekno­logi kunci juga belum dimiliki.

Akibat beberapa kendala itu kondisi yang terjadi saat ini seba­gian besar komponen otomotif yang beredar di pasaran masih produk impor.

“Ke depan kita ingin kondisi itu terbalik, kita harus bisa me­masok hampir keseluruhan pro­duk komponen dan sub kom­ponen otomotif,” jelasnya.

Euis mengatakan, beberapa upaya yang dilakukan Kemen­perin untuk mendorong per­kem­­bangan industri kompo­nen oto­motif Indonesia, di anta­ra­nya memfasilitasi pelatihan dan stan­dardisasi.

Ketua Koperasi Industri Kom­­ponen Otomotif (KIKO) Indo­nesia M Kosasih menga­takan, perkembangan volume pasar dari 2005 hingga 2010 terus menga­lami peningkatan, baik untuk komponen motor maupun mobil.

“Perkembangan penyerapan pasar dari industri komponen otomotif itu terus mengalami peningkatan baik komponen otomotif yang akan dikirim untuk industri perakitan mobil atau motor, Original Equipment Ma­nufacture (OEM) maupun kom­ponen yang akan dijual ke langsung ke pasar,” terangnya.

Ketua Dewan Penasihat Him­punan Bengkel Binaan Astra (HBBA) Pipin Machrufin me­nga­takan, sebagai wujud komit­mennya dalam pengembangan in­dustri komponen otomotif da­lam negeri, pihaknya akan me­nyalurkan komponen hasil karya industri komponen otomotif Indonesia ke seluruh bengkel anggota HBBA.

“Kita akan menyalurkan se­luruh jenis komponen otomotif hasil karya industri lokal yang tergabung dalam KIKO ke se­luruh bengkel HBBA di In­donesia yang berjumlah 127 bengkel” ujar Pipin. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA