Radar Bandara Juanda Mati, 60 Penerbangan Terpaksa Ditunda

Pendaratan Pesawat Diatur Manual

Selasa, 16 Agustus 2011, 00:30 WIB
Radar Bandara Juanda Mati, 60 Penerbangan Terpaksa Ditunda
ilustrasi/ist
RMOL.Di tengah persiapan Bandara Inter­nasional Juanda menyam­but pemudik, mendadak sistem radar komunikasi mati hingga 5,5 jam. Ribuan calon penum­pang menya­takan kecewa.

Bandara Internasional Juanda Surabaya mengalami penghen­tian operasional (mati) karena ada­­nya gangguan listrik pada pukul 09.00 WIB.

“Radar kami tidak rusak, tetapi berhenti opera­sional karena tidak adanya suplai listrik,” kata Ma­nager Operasio­nal Lalu Lintas Penerbangan PT Angkasa Pura I Bandara Inter­nasional Juanda Teguh Widodo, di Surabaya, kemarin.

Namun, me­nurut dia, dalam kon­disi ter­sebut aktivitas pener­bangan se­jum­lah pesawat baik yang datang mau­pun berangkat tetap normal se­perti hari biasa. “Kami yakin ma­sa­lah ini teratasi dengan segera mengingat pada tahun 2010 per­nah mengalami ke­jadian serupa,” imbuhnya.

Untuk mengantisipasi radar yang mati di radius 40 mil Sura­baya tersebut, pihaknya telah me­n­­yiasatinya dengan mengopti­mal­kan sumber listrik di empat titik lain. “Di luar Surabaya, sum­ber listrik kami tetap hidup yakni di Banjarmasin, Makassar, Bali, dan Yogyakarta,” katanya.

Bagi pesa­wat yang akan ma­suk ke kawasan penerbangan Ban­dara Internasio­nal Juanda, maka AP I menerap­kan sistem vertikel sepa­rasi. “Lang­­kah ter­sebut kami laku­kan untuk mem­berikan pe­man­duan Non Radar Control,” tegas Teguh.

Dia membenarkan, kondisi tersebut menghambat proses lalu lintas pendaratan dan pener­ba­ngan pesawat. Pada umum­nya, penerbangan yang paling ter­gang­gu adalah pesawat yang akan mendarat. “Apalagi, kini la­lulintas bandara sangat padat,” imbuh Teguh.

Untuk itu, lanjut dia, pihak­nya hanya melakukan cara ma­nual dengan menurunkan para petugas pengatur pendaratan pesawat di landasan pacu ban­dara. Mereka memberi kode khu­sus kepada pe­sawat yang akan mendarat.

“Kami minta mereka menjaga jarak vertikal antarpesawat seki­tar 1.000 kaki. Kalau ada tiga pe­sa­wat yang mau mendarat, dua di antaranya wajib memutar se­ba­nyak satu atau dua kali sem­bari menunggu gilirannya men­darat,” katanya.

Setelah kurang lebih 5,5 jam mengalami gangguan karena ra­dar Bandara Juanda mati, menu­rut Humas Bandara Juanda Fitson Mansyur, sekitar pukul 11.00 WIB radar kembali normal. “Oto­matis kedatangan dan ke­berang­katan pesawat kem­bali lancar,” ujar Fitson.

Radar Bandara Juanda mati sekitar pukul 06.30 WIB, Senin pagi. Meski sudah di-back up dengan UPS dan generator set, namun panel listrik yang menga­tur distribusi daya dari generator set ke sistem radar tetap ter­gang­gu. Banyak penumpang menge­luh akibat kejadian ini.

Se­orang penumpang, Henry Su­biakto mengungkapkan, di da­lam pesa­wat, pilot mengumum­kan radar menara pengawas ru­sak, se­hingga panduan lalulintas pe­nerbangan kacau.

Henry yang juga Dosen Pasca Sarjana Univer­sitas Airlangga itu menje­las­kan, pesawat Lion Air jurusan Surabaya-Batam-Medan yang pin­­tunya sudah tertutup atau closed the door, dibuka kembali dan pe­num­pang boleh turun. Pe­sawat-pesa­wat lain yang juga ter­bang pada Senin pagi menga-lami ke­terlambatan. [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA