Bandara Internasional Juanda Surabaya mengalami penghenÂtian operasional (mati) karena adaÂÂnya gangguan listrik pada pukul 09.00 WIB.
“Radar kami tidak rusak, tetapi berhenti operaÂsional karena tidak adanya suplai listrik,†kata MaÂnager OperasioÂnal Lalu Lintas Penerbangan PT Angkasa Pura I Bandara InterÂnasional Juanda Teguh Widodo, di Surabaya, kemarin.
Namun, meÂnurut dia, dalam konÂdisi terÂsebut aktivitas penerÂbangan seÂjumÂlah pesawat baik yang datang mauÂpun berangkat tetap normal seÂperti hari biasa. “Kami yakin maÂsaÂlah ini teratasi dengan segera mengingat pada tahun 2010 perÂnah mengalami keÂjadian serupa,†imbuhnya.
Untuk mengantisipasi radar yang mati di radius 40 mil SuraÂbaya tersebut, pihaknya telah meÂnÂÂyiasatinya dengan mengoptiÂmalÂkan sumber listrik di empat titik lain. “Di luar Surabaya, sumÂber listrik kami tetap hidup yakni di Banjarmasin, Makassar, Bali, dan Yogyakarta,†katanya.
Bagi pesaÂwat yang akan maÂsuk ke kawasan penerbangan BanÂdara InternasioÂnal Juanda, maka AP I menerapÂkan sistem vertikel sepaÂrasi. “LangÂÂkah terÂsebut kami lakuÂkan untuk memÂberikan peÂmanÂduan Non Radar Control,†tegas Teguh.
Dia membenarkan, kondisi tersebut menghambat proses lalu lintas pendaratan dan penerÂbaÂngan pesawat. Pada umumÂnya, penerbangan yang paling terÂgangÂgu adalah pesawat yang akan mendarat. “Apalagi, kini laÂlulintas bandara sangat padat,†imbuh Teguh.
Untuk itu, lanjut dia, pihakÂnya hanya melakukan cara maÂnual dengan menurunkan para petugas pengatur pendaratan pesawat di landasan pacu banÂdara. Mereka memberi kode khuÂsus kepada peÂsawat yang akan mendarat.
“Kami minta mereka menjaga jarak vertikal antarpesawat sekiÂtar 1.000 kaki. Kalau ada tiga peÂsaÂwat yang mau mendarat, dua di antaranya wajib memutar seÂbaÂnyak satu atau dua kali semÂbari menunggu gilirannya menÂdarat,†katanya.
Setelah kurang lebih 5,5 jam mengalami gangguan karena raÂdar Bandara Juanda mati, menuÂrut Humas Bandara Juanda Fitson Mansyur, sekitar pukul 11.00 WIB radar kembali normal. “OtoÂmatis kedatangan dan keÂberangÂkatan pesawat kemÂbali lancar,†ujar Fitson.
Radar Bandara Juanda mati sekitar pukul 06.30 WIB, Senin pagi. Meski sudah di-back up dengan UPS dan generator set, namun panel listrik yang mengaÂtur distribusi daya dari generator set ke sistem radar tetap terÂgangÂgu. Banyak penumpang mengeÂluh akibat kejadian ini.
SeÂorang penumpang, Henry SuÂbiakto mengungkapkan, di daÂlam pesaÂwat, pilot mengumumÂkan radar menara pengawas ruÂsak, seÂhingga panduan lalulintas peÂnerbangan kacau.
Henry yang juga Dosen Pasca Sarjana UniverÂsitas Airlangga itu menjeÂlasÂkan, pesawat Lion Air jurusan Surabaya-Batam-Medan yang pinÂÂtunya sudah tertutup atau closed the door, dibuka kembali dan peÂnumÂpang boleh turun. PeÂsawat-pesaÂwat lain yang juga terÂbang pada Senin pagi menga-lami keÂterlambatan. [rm]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: