Hal itu dikatakan DirekÂtur PerÂbankan Syariah Bank IndoÂnesia (BI) Mulya Siregar. SeÂdangÂkan lima invesÂtor asing yang juga berminat antara lain Qatar IslaÂmic Bank, OCBC, StanÂdard CharÂtered dam ING Barings Bank.
“Sudah ada tiga inevstor yang menyatakan minat secara serius dan teÂlah memberikan keterangÂan keÂpada BI. Tapi mekanisme akuiÂsiÂsi, ya urusan internal meÂreka deÂngan Muamalat,†ujar Mulya di Jakarta, keÂmarin.
Dia mengatakan, sampai saat ini belum ada penyelesaian akhir di antara Bank Muamalat dan salah satu dari kedelapan inÂvesÂtor tersebut. “Belum ada yang deal. KiÂta tidak tahu Muamalat menaÂwarÂkan berapa harganya,†jelas Mulya.
Bagi BI, kata Mulya, siapapun yang akan membeli sudah seÂharusnya memÂpunyai prospek long term comÂmitment terhadap Bank MuaÂmalat. “Jangan dia memÂbeli seÂbentar dan kemudian setahun menjual lagi. KeÂdua, BI minta jangan ubah visi dan misi yang sudah dilakukan oleh bank MuaÂmalat Indonesia. Itu yang kita minÂta kepada calon pemeÂgang saham,†cetusnya.
Khusus untuk Standard CharÂtered Bank, pihaknya tidak memÂpersoalkan apakah Standard Chartered itu non Islami atau tidak. “Kan mereka punya SaÂdiq, mereka punya orang-orang terÂbaik. Apakah itu maÂsalah, kita melihat persoalan itu secara proÂporsional. Jadi bagi kita siÂapaÂpun long term dan tidak ubah visi misi,†imbuhnya.
Seperti diketahui, pemegang saham asing Bank Muamalat ramai-ramai akan melepas saÂham di bank pertama syariah itu. Pemegang saham terÂsebut, yakni Boubyan Bank Kuwait, Saudi Arabian Atwill Holdings LiÂmited dan Islamic DevelopÂment Bank (IDB).
Sebelumnya, PT Bank PerÂmata Tbk menyatakan mundur dari tender karena memperhiÂtungkan faktor risiko. “Kami sudah munÂdur. Bukan gagal, tetapi kami meÂmutuskan munÂdur dari bidÂding selanjutnya,†ujar Wakil Dirut Bank Permata Herwidayatmo.
Menurutnya, PerÂmataÂBank meÂngaku sudah sejak lama meÂmutuskan untuk tidak meÂlanÂjutkan proses penawaran.
Herwidayatmo meneÂgasÂkan, perseroan tidak berminat memÂbeli Bank Muamalat ataupun bank lain dalam waktu dekat.
“Perseroan tidak tertarik dan memutuskan mundur dari penaÂwaran setelah melihat tata kelola dan faktor risiko dari bank syaÂriah tersebut,†katanya. Permata-Bank merupakan bank yang dikendalikan oleh konsorsium Standard Chartered Bank dan Grup Astra International.
Dirut Bank MuÂamalat Arviyan Arifin tidak memÂberikan koÂmenÂtar saat dikonÂfirmasi mengeÂnai rencana sejumlah investor yang tertarik membeli banknya. [rm]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: