Berita

Ilustrasi. (Foto: Dokumentasi RMOL)

Politik

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

JUMAT, 26 DESEMBER 2025 | 01:59 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pilkada tidak langsung alias dipilih kembali oleh DPRD merupakan suatu kemunduran demokrasi dan melemahkan legitimasi kepemimpinan. 

Hal itu dinyatakan Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina Erik Ardiyanto dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis malam, 25 Desember 2025.
 
Menurut Erik, mekanisme tersebut berpotensi menghilangkan esensi utama demokrasi, yakni kedaulatan rakyat dalam menentukan pemimpin di tingkat daerah.


“Pilkada tidak langsung adalah kemunduran demokrasi karena berisiko memutus hubungan politik antara rakyat dan kepala daerah. Ketika hak memilih dicabut dari warga, legitimasi kepemimpinan menjadi lemah karena tidak lahir dari mandat langsung publik,” ujar Erik.

Ia menegaskan bahwa alasan efisiensi anggaran maupun stabilitas politik tidak dapat dijadikan pembenaran untuk mengorbankan hak politik warga negara. 

Pasalnya, dalam perspektif komunikasi politik, pilkada tidak langsung justru memperbesar jarak antara penguasa dan masyarakat serta membuka ruang kompromi elite yang minim transparansi dan akuntabilitas kepada publik.

"Persoalan dalam pilkada langsung seharusnya dijawab melalui perbaikan tata kelola pemilu oleh KPU, penguatan pengawasan dan penegakan hukum oleh Bawaslu, serta pendidikan politik yang lebih serius oleh partai politik, bukan dengan menarik kembali hak dasar rakyat untuk memilih pemimpinnya,” tegas dia. 

“Pilkada langsung yang selama ini berjalan telah menjadi ruang lahirnya tokoh-tokoh lokal berlegitimasi kuat yang mampu berkembang hingga tingkat nasional karena dipilih langsung oleh rakyat," pungkas Erik. 

Hal Senada diungkapkan oleh Dosen Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah. Ia menyebut bahwa justru Pilkada oleh DPRD mencabut partisipasi politik publik dan berpotensi membuat biaya politik lebih mahal. 

"Hal ini jelas kemunduran bagi demokrasi karena mencabut partisipasi politik publik dalam menentukan pemimpinnya. Justru yang harus dibenahi adalah edukasi politik publik soal proses demokrasi dan menghentikan praktek-praktek serangan fajar yang selama ini dilakukan oleh politisi dan partai politik." kata Insan.

Ia mengungkapkan bahwa pilkada oleh DPRD tidak membuat pilkada lebih murah, malah lobi-lobi elite bisa memungkinkan seorang calon kepala daerah membayar lebih mahal. 

"Tidak seperti masyarakat, elite-elite di DPRD dan partai politik itu tidak bisa dilobi dengan uang kecil. Bahkan ada kemungkinan para elite ini akan meminta sangat banyak dari calon kepala daerah, bukan hanya uang tapi konsesi-konsesi lain dalam bentuk kebijakan," tandas Insan.


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya