Berita

Momen Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak menyalami Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)/YouTube

Politik

Gibran Telanjangi Ketegangan Geng Solo-Pacitan

MINGGU, 10 AGUSTUS 2025 | 19:20 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sikap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang tidak menyalami Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sarat makna politik.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi memandang, apa yang dilakukan Gibran makin memperlihatkan ketegangan antara Geng Solo, orang dekat Joko Widodo dan Geng Pacitan, yang diidentikkan dengan keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Ini bukan sekadar masalah pribadi Gibran dan AHY. Ada dinamika politik yang menguat, terutama pasca Pemilu 2024 dan menjelang konsolidasi kekuasaan pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Muslim kepada RMOL, Minggu, 10 Agustus 2025.


Dalam politik, Muslim menyebut bahasa tubuh lebih tajam daripada pernyataan lisan.

Sikap Gibran yang memilih tidak berjabat tangan saat Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat hari ini merupakan simbol jarak politik yang semakin nyata dengan Geng Pacitan.

"Gibran sedang mengirim pesan bahwa hubungan politiknya dengan AHY berada pada titik dingin. Ini bisa dibaca sebagai sinyal kepada Demokrat, bahwa tidak semua pintu terbuka lebar di kabinet atau lingkar kekuasaan," terang Muslim.

Ketegangan itu menurut Muslim, akan berdampak pada stabilitas koalisi pendukung Prabowo-Gibran.

"Demokrat bisa menggalang kekuatan agar Gibran dimakzulkan," tutur Muslim.

Meski begitu kata Muslim, bahwa politik Indonesia dinamis. Sehingga, gestur dingin Gibran bisa saja hanya menjadi strategi sesaat untuk menunjukkan posisi tawar, yang kelak bisa mencair bila ada kesepakatan politik di belakang layar.

Apalagi kata Muslim, rivalitas Geng Solo vs Geng Pacitan punya akar sejarah yang lebih panjang. Sejak masa pemerintahan SBY, hubungan dengan kubu Jokowi yang kini diperpanjang melalui Gibran tidak selalu harmonis.

"Pernah ada momen hangat, tetapi juga ada persaingan pengaruh, terutama dalam memperebutkan narasi pembangunan dan basis dukungan publik," kata Muslim.

Muslim meyakini, ke depan publik akan sering melihat adu pengaruh antara kedua geng tersebut, baik di ruang kebijakan maupun dalam memperebutkan figur strategis di lembaga negara.

"Kalau tensinya terus naik, jangan kaget kalau dalam beberapa bulan ke depan, kita melihat konstelasi politik yang berbeda dari yang dibayangkan pasca pemilu kemarin," pungkas Muslim.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya