Berita

Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto.

Publika

Ada Missing Link antara SBYnomics dan Prabowonomics

OLEH: ANDANTE*
SABTU, 15 FEBRUARI 2025 | 19:45 WIB

SESUNGGUHNYA karakter pembangunan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi pemimpinnya. Terdapat beberapa Presiden yang kental karakter ekonominya yaitu Suharto, Habibie, SBY dan Prabowo. 

Dimulai sejak zaman Suharto, pembangunan teknokratik dan terencana dengan GBHN-nya berlangsung tiga dekade lebih. Mengejar pertumbuhan, ketenangan politik diciptakan. Azas dibuat tunggal, partai politik dibuat sederhana. Hasilnya swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi terjaga sekitar 8%.

Pasca krisis moneter 1998, Habibinomics mewarnai kebijakan ekonomi nasional. Langkah zig-zag nya fenomenal. Ditopang para enginer cerdas dalam kabinet ekonominya, pemerintahan Habibie hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun berhasil menurunkan kurs dollar dari  Rp 17.000 ke Rp 6.500 per dollar.

Periode SBY memang dikenal dengan semboyan Pro Growth, Pro Job dan Pro Poor. Secara bercanda, kawan-kawan bilang ini sama dengan ekonomi yang membela kaum kapitalis, juga kaum buruh dan sekaligus kaum miskin. Lengkap. Dijalankan secara terarah dan terencana oleh SBY.

Ada missing link antara SBY ke Prabowo. Yaitu zaman JKW di mana pembangunan tanpa konsep, tidak ada narasi dan minim perencanaan. Serba one night order. Yang penting cepat dan peresmian segera. Bappenas seperti hanya menjadi tukang stempel. 

Utang luar negeri jadi kebiasaan. Periode pertama mungkin merealisasikan perencanaan zaman SBY. Namun periode kedua makin tidak terencana. IKN adalah contoh paripurna. 

Tentu warisan ini menjadi PR besar untuk Prabowo saat ini. Terutama dalam mencari pembiayaan pembangunan. Danantara digadang menjadi solusi. Sampai para mantan Presiden diminta jadi Pengawas. Ini solusi yang menarik karena pendekatan yang lebih nasionalis dan ‘mau mikir’.

Ketimbang hanya narik utang luar negeri seperti pendahulunya. Walau baru sebentar memimpin, masyarakat sudah mulai melihat realisasi Prabowonomics. Penghapusan utang UMKM, kenaikan upah buruh, program Makan Bergizi Gratis dll.

Penulis adalah Peneliti Pusat Studi Garis Tengah. Tulisan ini merupakan tanggapan atas tulisan Sdr. Syahganda Nainggolan berjudul “Prabowonomics dan 2029”.



Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

UPDATE

Zarof Dituntut Buka Asal Usul Uang Rp915 Miliar

Rabu, 19 Februari 2025 | 07:41

Hujan Berintensitas Sedang Basahi Jakarta

Rabu, 19 Februari 2025 | 07:24

Terpilih Aklamasi, Dedi Siregar Siap Perkuat Sinergi GPA dengan Gubernur dan Pemprov DKI

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:50

Hijaukan Pesisir, PT PNM Bersama Relawan Bakti BUMN Tanam 1.000 Mangrove

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:35

Masa Jabatan Segera Berakhir, Pj Bupati OKI Mendadak Rombak 12 Pejabat

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:22

Mampukah Negara Sita Aset Triliunan Zarof Ricar?

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:10

Sulit Cairkan Dana, Nasabah BMT BUS Jepara Ngadu ke DPRD

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:57

4 Tahun Nganggur, Zidane Hanya Selangkah Lagi Tangani Timnas Prancis

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:41

Ini Daftar 10 Anggota DPRD Karawang Paling Tajir

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:18

Menuju Banjarnegara, 13 Truk Pembawa Tabung Raksasa Sudah Tiba di Kebumen

Rabu, 19 Februari 2025 | 04:58

Selengkapnya