Berita

Presiden Prabowo Subianto (Foto: Antara)

Bisnis

Asia Coba Melawan, Prabowo Angkat Rupiah

KAMIS, 24 OKTOBER 2024 | 13:33 WIB | OLEH: ADE MULYANA

KINERJA gemilang coba dihadirkan bursa saham Asia di hari keempat pekan ini. Di tengah hantaman sentimen suram dari keruntuhan indeks Wall Street di sesi sebelumnya, Indeks di seluruh Asia mencoba menjejak zona positif. Serangkaian laporan sebelumnya menyebutkan, pelaku pasar di Wall Street yang kembali jatuh dalam pesimisme.

Sentimen dari ketidakpastian menjelang gelaran pemilihan presiden yang akan menentukan arah kebijakan bidang perekonomian, berpadu dengan rilis kinerja kuartalan sejumlah emiten yang tak terlalu solid menjadi latar jatuhnya indeks Wall Street.

Hingga sesi perdagangan berakhir, Indeks DJIA turun tajam 0,96 persen di 42.514,95, sementara indeks S&P500 terpangkas 0,92 persen di 5.747,42 dan indeks Nasdaq tergerus 1,6 persen di 18.276,65. Rilis kinerja kuartalan datang dari emiten pabrikan mobil listrik Tesla milik Elon Musk yang mengklaim membukukan profit di kuartal ketiga melebihi ekspektasi pasar.

Harga saham Tesla terpantau melonjak hingga 12 persen usai rilis tersebut di sesi after hours. Namun rilis tersebut tertepis oleh kinerja emiten IBM yang disebut mengalami penurunan 2 persen pada pendapatan jasa konsultansi. Gerak Indeks Wall Street akhirnya hanya mencetak gerak naik moderat di sesi after hours.

Menariknya, bekal suram dari sesi perdagangan Wall Street mencoba ditepis oleh sesi perdagangan di Asia hari ini, Kamis 24 Oktober 2024. Laporan terkini menunjukkan, Indeks Nikkei (Jepang) yang hanya turun tipis 0,17 persen di 38.039,15 setelah berulangkali mampu menginjak zona hijau. Sedangkan Indeks KOSPI (Korea Selatan) melemah 0,37 persen di 2.590,02 dan indeks ASX200 (Australia) naik tipis 0,03 persen di 8.218,5.

Pantauan juga menunjukkan, tiadanya sentimen regional yang dominan dalam sesi perdagangan pagi ini di Asia. Pelaku pasar di Asia terlihat mencoba terlepas dari kungkungan sentimen Wall Street. Gerak positif Indeks akhirnya mampu dibukukan namun dalam rentang yang cenderung terbatas.

Namun situasi tersebut gagal menjadi bekal berharga bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa saham Indonesia. Masih mengandalkan sentimen dari pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto, pelaku pasar di Jakarta sempat mencoba mengangkat IHSG hingga menginjak zona penguatan tipis berulangkali, sayangnya menjelang sesi pagi berakhir, IHSG justru kian dalam terperosok di zona merah.

Gerak IHSG di sepanjang sesi pagi ini, terlihat konsisten berada di rentang terbatas dengan kecenderungan melemah. IHSG kemudian menutup sesi pagi dengan merosot 0,39 persen di 7.756,87. Kinerja buram IHSG mendapat sokongan dari sejumlah saham unggulan yang mengalami tekanan jual, diantaranya: BBRI, BMRI, UNVR, ADRO, TLKM, ASII, serta BBNI.

Rupiah Beralih Prospektif

Kinerja berbeda terjadi pada nilai tukar Rupiah. Seiring dengan memudar nya sentimen suram yang bergelayut di pasar uang global, tekanan jual masih mengintai Rupiah. Pantauan memperlihatkan, nilai tukar mata uang utama dunia, seperti: Euro Poundsterling dan Dolar Australia serta Dolar Kanada yang kembali rontok di sesi perdagangan Rabu malam waktu Indonesia Barat.

Kerontokan tersebut sempat bertahan hingga sesi perdagangan pagi ini di Asia. Namun secara perlahan, pelaku pasar mencoba berbalik hingga mengangkat mata uang utama dunia dalam rentang moderat. Akibatnya, Rupiah dan mata uang Asia turut sedikit terangkat hingga siang ini. Pelaku pasar secara umum masih menantikan kepastian kelanjutan dari kebijakan penurunan suku bunga oleh The Fed menyusul serangkaian rilis data perekonomian terkini yang dinilai kurang memberikan dukungan.

Terkhusus pada Rupiah, sentimen dari pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto masih menjadi faktor penting untuk berada di tren penguatan. Langkah dan gebrakan Prabowo, kini terus dinantikan pelaku pasar untuk andil dalam penguatan Rupiah lebih lanjut.

Hingga ulasan ini disunting, Rupiah tercatat masih diperdagangkan di kisaran Rp15.575 per Dolar AS atau menguat moderat 0,25 persen. Pantauan juga memperlihatkan, seluruh mata uang Asia yang kembali kompak menjejak zona merah.

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

UPDATE

Respons Dedi Mulyadi soal Penggeledahan di Rumah Ridwan Kamil

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:30

Bakamla Gagalkan Penyelundupan 60 Ribu Ekor Baby Lobster Senilai Rp1 Miliar

Rabu, 12 Maret 2025 | 03:12

Lonjakan Arus Mudik Diperkirakan Terjadi pada 28 Maret 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:50

Trump Akan Kembali Batasi Warga dari Negara Muslim Masuk AS

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:30

Jojo dan Putri KW Melaju ke 16 Besar All England 2025

Rabu, 12 Maret 2025 | 02:10

NTP Menurun, Komisi IV DPR Minta Kementan Perhatikan Kesejahteraan Petani

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:53

Stabilkan Harga Bapok, Operasi Pasar Diminta Digelar Lebih Masif

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:35

Undang Menko Airlangga, DPP Bapera Bakal Santuni 20 Ribu Anak Yatim di Jakarta

Rabu, 12 Maret 2025 | 01:17

Elemen Masyarakat Sumsel Apresiasi Kejari Muba Tahan Pengusaha Haji Halim Ali

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:59

Legislator PDIP Soroti Kasus Proyek Digitalisasi Pertamina-Telkom

Rabu, 12 Maret 2025 | 00:34

Selengkapnya