Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

SENIN, 30 SEPTEMBER 2024 | 07:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penurunan suku bunga oleh The Fed pada pekan lalu membuat pasar yakin bahwa suku bunga akan terus turun. Survei terakhir menunjukkan adanya perpecahan ekspektasi untuk pertemuan berikutnya; antara pemotongan 25 bps atau 50 bps.

PT Ashmore Asset Management Indonesia memperkirakan, ekspektasi saat ini The Fed masih lebih  bullish  karena pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 75 bps di akhir tahun, dibandingkan dengan indikasi The Fed sebesar 50 bps. 

Pasar terus memantau kabar tentang stimulus yang diberikan oleh pemerintah China, karena skalanya lebih besar dari yang diperkirakan.

Bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC) menggelontorkan sejumlah stimulus, mulai dari memangkas suku bunga hingga menyuntikan likuiditas di sistem perbankan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

Namun para ekonom melihat stimulus ini agak terlambat, dan beberapa bahkan percaya bahwa stimulus ini tidak cukup.

China tertekan deflasi akibat penurunan pasar properti dan melemahnya kepercayaan konsumen. Sementara, ketergantungan China pada ekspor harus bergumul dengan ketegangan perdagangan global. 

"Tapi poin utamanya adalah bahwa suku bunga diturunkan sebesar 20 bps dibandingkan dengan ekspektasi pemotongan 10 bps, selain itu Rasio GWM juga diturunkan sebesar 50 bps dibandingkan dengan ekspektasi pemotongan 25 bps," ungkap Ashmore, dikutip dari Indopremier.

Ashmore berpendapat, stimulus baru-baru ini efektif dalam jangka pendek namun tidak akan berkelanjutan, mengingat sifat stimulus tersebut yang lebih mengarah pada kebijakan moneter. 
Pemulihan jangka menengah dan panjang akan membutuhkan upaya dari sisi fiskal.
Investor juga masih berada dalam situasi  wait dan see  karena adanya pemilihan presiden AS yang akan datang, selain ingin melihat lebih banyak bukti dari data makro.

"Oleh karena itu, kami berpikir bahwa aliran dana yang masuk ke China hanya bersifat sementara dan dapat berbalik lebih cepat jika data mengecewakan," tegas Ashmore.

Di tengah banjirnya stimulus yang diberikan pemerintah China, pasar saham Indonesia juga bakal terdampak. 

Dalam jangka pendek, gelondongan stimulus ini akan menjadi sentimen negatif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Mengenai  ekuitas Indonesia yang terpukul minggu ini, Ashmore menekankan bahwa penting untuk diingat bahwa kita telah mengalami reli selama beberapa minggu dan mencapai level tertinggi baru, sehingga koreksi seperti pada pekan ini adalah hal yang wajar.

"Kondisi makro ekonomi secara keseluruhan masih sangat kondusif untuk pasar saham Indonesia terutama dengan akan dilantiknya presiden baru. Sejarah menunjukkan bahwa calon presiden baru cenderung mendukung kebijakan pro-pertumbuhan pada periode pertama mereka," papar Ashmore.

Imbal hasil SRBI juga mengalami penurunan tajam di mana lelang terakhir untuk tenor 12 bulan berakhir dengan imbal hasil rata-rata 6,81 persen dibandingkan dengan puncaknya di 7,54 persen.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

KPK Harus Serius Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi

Jumat, 20 September 2024 | 15:05

UPDATE

Aset Pegadaian Moncer Terus, Akhir Tahun Diprediksi Bisa Tembus Rp100 Triliun

Senin, 30 September 2024 | 07:59

Janji Ridwan Kamil-Suswono, Wujudkan Kepulauan Seribu sebagai Kawasan Ekonomi Wisata

Senin, 30 September 2024 | 07:44

Buku Baru Admiral Rosihan Arsyad

Senin, 30 September 2024 | 07:43

Balas Rudal Houthi, Puluhan Jet Israel Bombardir Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:35

Praktisi Hukum: Integritas Kejagung Makin Bobrok!

Senin, 30 September 2024 | 07:21

Stimulus Tidak Cukup, Aliran Dana Asing ke China hanya Sementara

Senin, 30 September 2024 | 07:19

Bikin Bangga, Tiga Anak Hebat Ini Lestarikan Seni Budaya Daerah

Senin, 30 September 2024 | 07:01

Bukan Cuma Lebanon, Israel juga Tingkatkan Serangan ke Yaman

Senin, 30 September 2024 | 07:00

Kapolri Didesak Usut Aktor Utama Kericuhan Diskusi Diaspora

Senin, 30 September 2024 | 06:21

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Baznas Optimalkan Peran Mustahik

Senin, 30 September 2024 | 06:04

Selengkapnya