Ketua Fraksi PKB DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal/RMOL
Kaukus Jurnalis untuk Demokrasi (KJD) melakukan survei anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Jawa Barat (Jabar) 2, yang tercatat menjadi anggota legislatif teraspiratif untuk kalangan mahasiswa.
Tiga anggota DPR RI teraspiratif ini, antara lain, di posisi satu diraih Cucun Ahmad Syamsurijal (Fraksi PKB) dengan perolehan 40 persen, disusul Diah Nurwitasari (Fraksi PKS) meraup 32 persen, dan Ace Hasan Syadzily (Fraksi Golkar) meraih 28 persen.
Survei selama sebulan ini menggunakan metode
random sampling, dengan responden sekitar 400 mahasiswa di Kabupaten Bandung, dengan
sampling error sekitar 3 persen.
Koordinator Kaukus Jurnalis Demokrasi (KJD) Arief Pratama mengatakan, tema aspiratif yang dimaksud dalam survei dibagikan kepada mahasiswa.
Di antaranya, mahasiswa percaya jika para dewan tiga teratas tersebut lebih sering berkomunikasi, berdiskusi bersama kalangan mahasiswa dibandingkan dengan dewan lainnya.
“Hasil survei di kalangan mahasiswa menyebutkan, bahwa Anggota DPR RI Dapil Jabar 2, cenderung melakukan fungsinya yakni legislasi, budgeting dan pengawasan, dengan terlebih dahulu melakukan diskusi bersama kalangan mahasiswa, " jelas Arief, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (30/11).
Diakui Arief, sayangnya dari hasil survei mahasiswa masih belum percaya para anggota dewan ini bersih dari hal berbau Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
"Mungkin hal ini dipercaya mahasiswa karena ada teori kekuasaan cenderung korup, ” ujar Arief.
Dia mengatakan, dari hasil survei juga tercatat jika para dewan ini bisa melakukan perubahan, yakni dipercaya bisa melakukan inovasi dalam melakukan tugasnya.
“Tentunya inovasi tersebut jika ingin tercipta harus didukung anggota dewan lainnya, karena dewan kan kolektif kolegial, ” tuturnya.
Survei kepada kalangan mahasiswa se-Jabar ini, menurut Arief menghasilkan 65 persen memilih bersikap nihil atau tidak memilih satu pun anggota DPR asal Jabar 1 yang dinilai aspiratif. Sedangkan sisanya atau 35 persen menyatakan pilihannya.
“Ternyata angka nihilnya masih tinggi di kalangan mahasiswa. Alasannya, para dewan jika terpilih hanya mementingkan kepentingan pribadi, kemudian banyak terjadi korupsi, dan kinerjanya tidak terasa oleh rakyat, sehingga mereka lebih Golput,” pungkasnya.