Berita

Pengamat politik dan pemerhati bangsa Tony Rosyid/Net

Publika

Selamat Datang Kecurangan

OLEH: TONY ROSYID
RABU, 22 NOVEMBER 2023 | 04:04 WIB

BERTEMU dengan seorang jenderal yang saat ini pentolan timses pasangan capres-cawapres, teman saya nanya: "Apa yang membuat Anda yakin bahwa Anda akan menang satu putaran?" Dia jawab: "begini kalkulasinya: capres kami punya 20%. Bapak itu nyumbang ke kita 20%. Blocking dari keturunan PKI 7%. Sisanya agar mencapai lebih 51% adalah tugas pelaksana pemilu untuk menambahkan.

"Keturunan PKI?" Teman saya heran. Bukannya dia seorang jenderal yang secara umum anti PKI. Kenapa demi kepentingan politik, dia bangga dengan dukungan PKI.

"Penyelenggara pemilu?" Bukannya penyelenggara pemilu alias KPU harusnya netral. Mereka digaji rakyat untuk menjaga pemilu jujur? Pemilu jujur akan terjadi jika KPU netral. KPU tidak ikut "cawe-cawe" urusan politik. Kenapa KPU ditarik-tarik ikut berpolitik.

Apa yang diungkapkan oleh Muhaimin Iskandar di acara ulang tahun Mata Najwa beberapa waktu lalu bahwa para pemain bukan pihak yang membuat masalah, itu keliru. Buktinya, ada timses yang begitu siap dalam merencanakan kecurangan. Bentuknya? Libatkan KPU dalam permainan. Tidak mungkin skenario ini tidak diketahui oleh jagoannya.

Oknum KPU, wasit, hakim garis dan aparat, tidak akan ikut main kalau tidak diajak oleh kontestan pilpres. Mereka nggak akan ikutan kalau nggak dibujuk dan dilibatkan. Sebagian malah diintimidasi.

"Nggak ikut dukung, copot jabatan". "Nggak ikut dukung, dikasuskan". Dengan terpaksa, mereka ikut bermain. Ini yang bisa membuat para penonton marah, lalu turun ke lapangan untuk bikin keributan. Apa pemicunya? Para pemain yang melibatkan dan mengintimidasi oknum KPU dan aparat untuk ikut mendukungnya.

Perusakan baliho paslon lain, pemasangan baliho oleh aparatur negara, rekayasa DPT (Daftar Pemilih Tetap), koneksitas IT KPU-Bawaslu dengan pihak tertentu, kalau semua ini terbukti, maka ini layak dituduh sebagai bagian dari desain kecurangan yang sudah dimulai.

Apakah kita akan mengucapkan "Selamat Datang Kecurangan?" Kalau begini sikap kita: maka kita akan membiarkan kecurangan ini menjadi referensi bagi setiap pemilu yang akan datang.

Kita akan membiarkan kecurangan ini menjadi warisan politik yang akan diikuti generasi masa depan. Dari sini, bangsa akan kehilangan kejujurannya. Kecurangan akan menjadi tradisi yang terus menerus dipertahankan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Apa jadinya negara ini di masa depan?

Lawan! Siapa yang harus melawan? Seluruh rakyat Indonesia. Demi dan atas nama nangsa, semua harus bersatu hadapi proses kecurangan pilpres yang sudah dimulai. Bagaimana caranya?

Pertama, desak paslon presiden-wakil untuk buat pakta integritas bersama. Tiga paslon tanda tangan bersama untuk menjaga pemilu bebas kecurangan. Jika timsesnya terbukti melakukan kecurangan, paslon tampil ke publik, minta maaf dan beri teguran kepada timses secara terbuka.

Kedua, buat Panja DPR untuk memastikan aparat negara netral. Polisi, TNI, Pj kepala daerah, BIN, Kejaksaan, KPK, kementerian, KPU dan Bawaslu netral.

Kalau dua hal di atas dilakukan, pemilu akan menyenangkan. Inilah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Kita tidak lagi mengucapkan selamat datang presiden hasil kecurangan, tapi selamat datang pemimpin pilihan rakyat.

Penulis adalah pengamat politik dan pemerhati bangsa

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya