Berita

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa/Ist

Publika

Memotret Integritas Khofifah

OLEH: TONY ROSYID
JUMAT, 29 SEPTEMBER 2023 | 23:03 WIB

KONSISTEN! Mungkin ini kata yang tepat untuk menilai Khofifah Indar Parawansa. Matang sebagai pimpinan Nuslimat NU, Khofifah nampaknya berupaya menjaga integritasnya. Satu kata dengan perbuatan. Pagi A, siang dan sore tetap A.

Teringat KH Miftahul Ahyar. Berjanji ketika terpilih menjadi Rois Am PBNU, beliau tidak ingin merangkap jabatan. Dan betul, beliau konsisten. Ini dibuktikan dengan mundur dari jabatannya sebagai ketua MUI. Berbagai bujuk rayu dan permintaan dari sejumlah pengurus MUI agar beliau tetap sebagai ketua MUI, tegas menyatakan untuk mundur. Sama sekali tidak goyah pendirian. Janji yang diucap harus ditunaikan. Nampaknya ini bagi beliau adalah hal prinsip.

Beberapa bulan kemudian, datang tawaran dari partai besar kepada sang kiai untuk menjadi cawapres. Apa jawab beliau? Tetap mau fokus urus NU. Istikamah. Inilah sosok kiai NU yang layak menjadi teladan dan cermin, khususnya bagi warga Nahdliyin.


Dari dulu ingin saya menulis tentang beliau. Karena sosok ulama seperti ini jumlahnya tidak lagi banyak. Komitmennya kuat, dan kokoh dalam menjaga konsistensi. Satu ucapan adalah sabda yang tidak boleh diingkari.

Begitu juga Khofifah. Gubernur Jawa Timur yang sekian lama menjadi ketua Muslimat NU ini juga figur yang layak jadi teladan. Terutama dalam menjaga komitmen dan konsistensinya.

Kabarnya, berulangkali tim Anies Baswedan meminta Khofifah untuk menjadi cawapres, Khofifah menjawab dengan elegan bilang: "Ingin fokus di Jawa Timur". Khofifah nampaknya memilih untuk melanjutkan tugasnya di Jatim untuk periode kedua (2024-2029). Bulan lalu, kabarnya Khofifah diminta lagi untuk menjadi cawapres Anies. Jawabnya tetap sama: "Ingin fokus meneruskan tugasnya di Jawa Timur". Tetap konsisten.

Gagal meminta Khofifah, Anies Baswedan mendapatkan ganti yang tidak kalah menariknya yaitu Muhaimin Iskandar. Bukan saja sosok yang dinanti, Muhaimin punya mesin partai yang selama ini menjadi kebutuhan bagi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies. KPP dapat cawapres dari NU Plus. Maksudnya tokoh NU, Plus partai. Yaitu PKB. Anies dan KPP seperti "ketiban pulung". Setelah lama ditekan oleh Demokrat yang mau segera keluar, Muhaimin Iskandar datang memberi solusi.

Menolak jadi cawapres Anies dengan alasan ingin tetap melanjutkan dan menuntaskan pengabdiannya di Jawa Timur, lalu datang tawaran dari tim capres lainnya. Infonya, ada pejabat tinggi yang menemui Khofifah untuk jadi cawapres calon lain. Khofifah pun menolaknya. Alasannya sama: "Ingin fokus di Jawa Timur".

Emang Khofifah gak takut ditekan atau dikriminalisasi? Demikian pertanyaan netizen. Biarlah Khofifah yang menjawab. Ini bukan wilayah otoritas pengamat dan analis politik. Ini wilayahnya Khofifah.

Dari sini, nampak Khofifah masih terlihat konsisten. Ini soal integritas. Sebuah "harta karun" yang dibangun dan dijaga amat lama oleh Gubernur Jawa Timur. Tidak disediakan ruang untuk menegosiasinya, meskipun itu  menggiurkan.

Selain integritas, yang tentu ini menjadi pertimbangan utama Khofifah, Pertimbangan lain boleh jadi karena Khofifah tidak ingin hubungannya dengan Muhaimin Iskandar dan PKB rusak. Khofifah juga tidak ingin dituduh sebagai pemecah belah warga Nahdliyin, khususnya para pemilih PKB yang saat ini sedang euforia mendukung Muhaimin Iskandar.

Iya kalau menang. Kalau jadi cawapres, lalu Khofifah kalah? Ini akan jadi bumerang bagi karir Khofifah kedepan. Jabatan gubernur 2024-2029 di depan mata lepas, nyawapres gagal. Ini justru berpotensi jadi bullyan khususnya di kalangan warga Nahdliyin sendiri.

Khofifah masih terus digerilya, kata sumber yang saya dapatkan. Akankah Khofifah pada akhirnya menyerah? Lagi-lagi ini soal bagaimana Khofifah menjaga integritasnya kaitannya dengan konsistensi yang selama dirawatnya.


Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa



Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya