Stok beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Barat saat ini mencapai 133 ribu ton. Cadangan beras tersebut pun dipastikan aman hingga Desember 2023.
Kepala Kantor Wilayah Bulog Jabar, Muhammad Attar Rizal meyakini, jumlah tersebut akan terus bertambah, seiring dengan masuknya masa panen raya.
"Kita terus
top up, seiring ada panen di beberapa spot kalau memang harganya masuk. Cukup sampai 3-4 bulan," ujar Attar dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Senin (18/9).
Attar tak menampik kekeringan yang terjadi berdampak pada ketersediaan beras. Menurutnya, jumlah produksi beras memang mengalami penurunan dibanding kondisi normal.
"Artinya, pertama produksi menurun akibat kekeringan. Kedua harga, kalau serapan di PSO tetap itu patokannya. Kalau produktivitas itu biasanya 6-7 (hektar) sekarang bisa sampai 3-4 ton per hektar," terangnya.
Sejauh ini, lanjutnya, Bulog Jabar telah menyerap 204 ribu ton beras dari target 302 ribu ton. Namun, ia mengakui jumlah tersebut menurun dari target sebelumnya 500 ribu ton.
Menyikapi kenaikan harga, dia mengaku saat ini harga dari
Public Service Obligation (PSO) memang cenderung tinggi dari ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan harga cukup signifikan, dari biasanya Rp5-6 ribu, kini sudah menyentuh Rp7.300 per kilogram.
"Untuk harga PSO kita akan menerapkan serapan harga Rp9.950. Harga di pasar sudah sampai Rp11 ribu, maka kita belum bisa serap untuk PSO," tuturnya.
Kendati demikian, Attar mengaku tetap optimistis terkait situasi yang terjadi saat ini. Melalui sejumlah upaya yang dilakukan, ia berharap kenaikan harga dapat dikendalikan.
"Tetap harus optimis sambil melihat, karena ini ada bantuan bagi beberapa KPM. Itu juga bisa membantu menurunkan harga dan kita nanti masuk lagi," pungkasnya.