Berita

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko/Ist

Publika

Menyadarkan Moeldoko

OLEH: ADIAN RADIATUS
RABU, 14 JUNI 2023 | 13:39 WIB

PUBLIK politik kembali diramaikan oleh upaya Moeldoko mengajukan Peninjauan Kembali atau PK ke Mahkamah Agung terkait upaya ambil alih Partai Demokrat.

Langkah Moeldoko ini mungkin baginya adalah "the final battle" sekalipun banyak kalangan yang menyayangkannya. Bahkan Moeldoko dinilai telah menjatuhkan harkat martabat dirinya saja secara sia-sia.

Namun dengan mengabaikan sifat serakah atau jahat akan kekuasaan pada seseorang, Moeldoko sesungguhnya pribadi yang mudah terbawa sentimentil terhadap apa yang dia dengar.

Apalagi keluhan yang mengandung rasa iba. Sehingga kemungkinan hal inilah yang juga dimanfaatkan oleh para individu barisan sakit hati mantan Partai Demokrat yang berupaya memakai tangannya belaka.

Bisa saja hasrat merebut Partai Demokrat ala Moeldoko ini tampaknya bukan sekadar ingin memenuhi ambisi menjadi pengambil kekuasaan kepartaian belaka. Namun sebuah obsesi psikologis 'post power syndrome' di bawah alam sadar yang sangat perlu dipahami dan dicerahkan oleh diri pribadi Moeldoko sendiri.

Tabiat dan karakter yang sungguh aneh bahkan menyimpang cukup ekstrem bagi seorang yang terdidik dan terlatih lewat jiwa korsa patriot TNI di mata rakyatnya selama ini. Dan menjadi pertanyaan mendasar, apakah ada bagian yang terlewatkan dalam ujian psikologis kejiwaan, watak, dan disiplin di setiap penyaringan jenjang kepangkatannya?

Belum pernah sepanjang sejarah TNI ada seorang mantan Jenderal meskipun telah purnawirawan tetapi tanpa rasa respek sedikitpun melakukan "penyerangan" untuk merebut sebuah lembaga. Dalam hal ini partai yang notabene dipimpin oleh mantan presiden yang di masa pemerintahannya mengangkat dirinya sebagai Panglima TNI.

Bagaimana para alumni Panglima TNI bisa tidak merasa nyaman dan bermartabat bila korpsnya dinodai oleh perilaku yang dipertontonkan oleh Moeldoko itu. Mencoba merebut "benda" yang bukan miliknya, berpretensi sejurus dengan ingin "merampas" yang bukan haknya. Mana ada dalam Sapta Marga seperti itu.

Maka sebelum semua perilakunya tampak semakin "liar dan brutal" di mata rakyat, sebaiknya keluarga besar purnawirawan TNI memberinya semacam nasihat atau wejangan berbasis jiwa keprajuritan TNI yang memungkinkan dirinya menyadari dan melepaskan diri dari jaring ambisi kelompok sipil yang ingin merampas Partai Demokrat itu.

Biarlah barisan sakit hati yang merupakan kalangan sipil itu yang tampaknya mencoba memperalat dirinya untuk menghancurkan integritas dan legalitas pengurus Partai Demokrat yang sah berani menghadapi langsung tanpa memakai tangan bersih Moeldoko menjadi kotor yang tak bermakna apapun.

Kekuasaan apalagi yang sudah menjadi besar mungkin dapat melipatgandakan rasa kepuasan dan kebanggaan diri. Tetapi itu baru terasa keagungannya bila diperoleh dengan cara bermartabat, terhormat, dan bukan dengan cara barbar secara liar begitu atas nama apapun.

Penulis adalah pemerhati sosial politik

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Tiga Hakim PN Surabaya Tersangka Dugaan Suap Diperiksa di Kejagung

Selasa, 05 November 2024 | 14:04

Beberapa Jam Sebelum Pilpres AS, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Timur

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Pembiayaan Hijau Jadi Kunci Percepatan SDGs

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Dipimpin Titiek Soeharto, Komisi IV DPR Rapat Bareng Kementan

Selasa, 05 November 2024 | 13:57

Cegah Pelanggaran Etik, DKPP Rakor Bareng 622 Penyelenggara Pemilu

Selasa, 05 November 2024 | 13:53

Susun Prolegnas 2025-2029, Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta

Selasa, 05 November 2024 | 13:51

BPOM Sita Puluhan Ribu Kemasan Latio Imbas Kasus Keracunan

Selasa, 05 November 2024 | 13:45

Laporan Dugaan Gratifikasi Private Jet Kaesang Masih Berproses di KPK

Selasa, 05 November 2024 | 13:36

DKPP Terima 584 Pengaduan Pilkada, Terbanyak di Sumut

Selasa, 05 November 2024 | 13:35

Masih Sakit, Megawati Belum Bisa Bertemu Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 13:20

Selengkapnya