Berita

Tim U-22 Indonesia saat berhasil meraih emas SEA Games Kamboja/Net

Publika

Bercermin pada Garuda Muda

OLEH: LAKSAMANA SUKARDI
JUMAT, 19 MEI 2023 | 09:12 WIB

ADA pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia pada bulan Mei 20023, bertepatan dengan 25 tahun gerakan reformasi di Indonesia. Yaitu pelajaran yang diberikan oleh generasi muda Indonesia yang kita sebut generasi Z.

Tim nasional sepak bola Indonesia di bawah 22 tahun terdiri dari anak anak muda generasi Z yang dijuluki Garuda Muda telah berhasil memenangkan pertandingan final sepak bola SEA games melawan Thailand dengan skor 5-2. Dengan kemenangan tersebut Garuda Muda berhasil meraih medali emas sepak bola di kawasan ASEAN. Prestasi yang tidak pernah dicapai selama 32 tahun oleh tim sepak bola Indonesia.
 
Mereka bermodalkan keringat, napas dan semangat yang luar biasa dengan lambang garuda di dadanya, berjibaku saling kerja sama demi satu tujuan, yaitu mengharumkan nama bangsa Indonesia. Menggapai cita-cita perjuangan mengumandangkan Indonesia raya dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
 

 
Pelajaran utama yang diberikan adalah membangun persatuan Indonesia! Hasil dari kemenangan tersebut telah menyatukan seluruh komponen bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Menyatu dalam emosi, kegembiraan dan kebanggaan menjadi sebuah bangsa yaitu bangsa Indonesia.
 
Garuda muda telah memberikan pelajaran bahwa mereka harus memberikan yang terbaik bagi bangsanya. Bergotong royong melebur keringat dan menyatukan nafas panjang agar hymne Indonesia Raya berkumandang. Tanpa pamrih, tanpa motivasi uang maupun egoisme pribadi, ingin menonjol sendiri.
 
Ramadhan Sananta, Irfan Jauhari, Fajar Fathurrahman, Beckham Jauhari yang mencetak lima gol kemenangan, tampak bangga menjadi pemain Indonesia. Mereka bersama anggota tim lainnya di bawah kapten Rizky Ridho dan pelatih Indra Sjafri telah berhasil menyatukan emosi dan menciptakan persatuan bangsa Indonesia yang belakangan ini terancam porak-poranda dan terkotak-kotak oleh kepentingan partai politik. Terutama pada saat ini, ketika kita memasuki tahun politik dan akan memilih calon pemimpin bangsa.
 
Partai politik dan para elit pimpinan parpol harus belajar dari perjuangan anak anak Garuda Muda generasi Z Indonesia, bagaimana menghilangkan egoisme, feodalisme dan membangun semangat gotong royong sebagai sebuah bangsa.
Para elit dan pimpinan politik harus meniru bagaimana memeras keringat dan memperpanjang napas mereka demi membangun bangsa dan negara Indonesia. Bukan menikmati hasil keringat dan napas rakyat Indonesia dengan menikmati rente ekonomi sebagai pejabat partai politik.

Melepaskan egoisme dan kesombongan sebagai penguasa politik, melepaskan sifat otoriter dan budaya feodal, gila hormat, mau menang sendiri, apalagi dengan menggunakan kekuasaan untuk menghukum saudara saudaranya yang berbeda pendapat.
 
Sifat tersebut telah ditanggalkan oleh anak anak muda Garuda Muda. Mereka berjibaku dengan kompak, bergotong royong melepas egoisme kepentingan individu untuk menjadi pemenang. Mereka mempersembahkan kumandang Indonesia Raya dengan keringat dan napas kolektif yang panjang.

Generasi pemimpin yang sudah uzur, harus rela memberikan estafet kepemimpinan kepada generasi muda, generasi milenial dan generasi Z. Karena telah terbukti bahwa “generasi muda berjuang untuk masa depan mereka, sedangkan generasi tua berjuang untuk mengamankan masa lalunya yang bermasalah!” Itulah dua perbedaan yang mencolok yang harus disadari oleh kita semua.
 
Oleh karena itu, memasuki tahun politik, para elit pimpinan politik harus menanggalkan kepentingan kelompok, suku, ras dan agama demi menyeleksi pimpinan nasional yaitu pemimpin untuk seluruh rakyat Indonesia (bukan pemimpin golongan tertentu saja).
 
Seperti Garuda Muda, rela memberikan napas dan keringat untuk kepentingan negara dan bangsa tanpa pamrih.
Nafas dan keringat tersebut jangan sampai ditukar dengan hasrat kekuasaan, menikmati rente ekonomi sebagai penguasa demi memperkaya diri dan pola hidup hedonistik (suka pamer kekayaan).

Semoga Indonesia berhasil memiliki generasi emas yang akan merubah karakter bangsa menjadi bangsa yang ulet, tekun, toleransi dan tidak egois mementingkan kelompok dan keluarga semata mata.

Jangan sampai generasi emas menjadi generasi lemas karena mengalami “Salah Asuh” akibat egoisme para elit pemimpin.

Jangan mempolitisasi keberhasilan Garuda Muda ini demi kepentingan politik, tetapi sebaliknya kita harus memperkenalkan semangat dan sportivitas Garuda Muda ke dalam politik.

Kita patut bercermin pada Garuda muda yang telah mampu mempersatukan emosi bangsa Indonesia dalam denyut nadi kegembiraan bersama. Para elit pemimpin politik juga harus mampu menyatukan emosi solidaritas rakyat Indonesia dengan membangun kesetaraan dalam hukum (equality before the law) bagi seluruh warga negara Indonesia dan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi (inequality). Jangan memberikan tontonan pola hidup yang hedonistik didepan mata rakyat jelata yang bersandal jepit.

Terima kasih Garuda Muda, kalian telah memberikan cermin ketauladanan kepada orang tua kalian. Semoga yang tua masih mampu belajar paling tidak menyadarkan dirinya sendiri.

Penulis adalah Menteri BUMN pada Kabinet Gotong Royong

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya