Berita

Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto/Net

Dunia

Hongaria Dukung Upaya China Damaikan Rusia-Ukraina

SELASA, 16 MEI 2023 | 06:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Hongaria telah menyatakan dukungannya atas upaya China menjadi penengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Pernyataan Budapest disampaikan selama pertemuan antara Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto dan timpalannya dari China, Qin Gang, di Beijing pada Senin (15/5).

Selama ini, Eropa menampilkan sikap bermusuhan menurutnya. Ia menekankan bahwa Budapest menginginkan agar perdamaian bisa terjadi secepat mungkin.

“Sayangnya, retorika perang secara global sangat kuat. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan suara kamp perdamaian,” kata Szijjarto, seperti dikutip dari RT.

“Dan di kamp perdamaian, kami sangat mementingkan peran (China)," ujarnya.

“Kami sangat menghargai rencana perdamaian Anda. Kami berharap ini menjadi dasar untuk berdiskusi, perdamaian di lingkungan kami,” tambah Szijjarto.

Sebelum menuju ke Beijing, diplomat Hongaria itu menggarisbawahi pentingnya upaya perdamaian pada saat Eropa dicengkeram oleh psikosis perang.

“Kami mendukung rencana perdamaian yang diajukan oleh China karena dua alasan: pertama, karena mengejar perdamaian, dan kedua, karena ada. Akhirnya ada sesuatu yang bertujuan bukan untuk melanjutkan perang, tetapi untuk mengakhirinya," kata Menlu.
 
China dalam upaya mendamaikan Rusia dan Ukraina telah merilis peta jalan 12 poin pada Februari lalu. Beijing juga sudah mendesak Moskow dan Kyiv untuk melanjutkan dialog sesegera mungkin dan menyuarakan dukungan untuk setiap upaya perdamaian.

China juga menyerukan agar semua pihak meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan agar kedaulatan semua negara dihormati, sambil mengutuk sanksi sepihak yang katanya tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.

Peta jalan yang diusulkan China pada akhirnya menyebabkan reaksi beragam.

Sementara Presiden Vladimir Putin memuji rencana itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengklaim bahwa Beijing tidak memiliki “kredibilitas” karena menolak mengutuk kampanye Rusia di Ukraina.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, bahkan menggambarkan rencana itu 'pertimbangan', mengklaim bahwa satu-satunya hal yang dapat disebut rencana perdamaian adalah proposal Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
 
Rencana perdamaian yang diajukan oleh Kyiv tahun lalu menuntut agar Rusia menarik diri dari semua wilayah yang diklaim Ukraina sebagai miliknya dan membayar ganti rugi perang. Kremlin menolak inisiatif tersebut, dengan alasan tidak dipertimbangkannya kenyataan di lapangan, termasuk status baru dari empat bekas wilayah Ukraina sebagai bagian dari Rusia.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya