Berita

Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

PDIP Berpeluang Gabung Koalisi Gerindra di Pilpres 2024, Begini Analisanya

MINGGU, 06 NOVEMBER 2022 | 10:59 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Beragam skema koalisi partai dalam menghadapi pemiihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang bermunculan akhir-akhir ini. Terbaru, muncul spekulasi tentang kemungkinan PDIP akan bergabung dalam koalisi bersama Partai Gerindra.

Demikian pendapat Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) A. Khoirul Umam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (6/11).

Umam menganalisa, peluang itu atas dasar 3 argumentasi. Pertama, Gerindra dan PDIP bisa melakukan trade-off (tarik ulur) untuk saling menguatkan. Tujuannya, untuk mencapai kemenangan di Pemilu 2024 mendatang.

Sebab, kata Umam, selaku capres Prabowo memiliki basis elektoral yang cukup terjaga meskipun elektabilitas Gerindra belum mampu melampaui PDIP. Di sisi lain, PDIP masih bertahan sebagai partai dengan kekuatan paling prima menjelang Pemilu 2024.

"Dua kekuatan itu bisa bersimbiosis hingga melahirkan mesin politik yang prima, terlebih jika PKB bersedia bertahan di koalisi, untuk mengonsolidasikan dukungan basis pemilih Nahdliyyin," demikian analisa Umam.

Argumentasi kedua, urai Umam, ada dinamika internal di PDIP antara kubu pendukung Puan dan pendukung Ganjar. Masalahnya, Ganjar sebagai figur yang memiliki elektabilitas tinggi tampaknya masih kesulitan untuk meyakinkan elite PDIP untuk bersedia menerimanya.

Pandangan Umam, PDIP sulit menerima Ganjar karena sikap genit, ketidaksabaran, dan ketidakmampuan Ganjar dalam menempatkan diri, hingga akhirnya mendapatkan peringatan langsung dari DPP PDIP.

"Megawati tentu berpikir ulang, jika belum memegang kekuasaan ia sudah off-side berkali-kali, maka saat kekuasaan ia pegang, ia bisa berlari meninggalkan mekanisme kontrol yang dijalankan di internal partainya," analisa Umam.

Selain itu, Umam melihat elite PDIP tidak mau diintervensi  oleh angka-angka persepsi elektabilitas di atas kertas. Mereka lebih ingin memberikan dukungan pada kadernya yang berjasa dan bekerja keras membesarkan serta mengelola partai setiap hari.

"Jika dalam musim Pilpres tiba-tiba ada  yang merasa "kegantengan" datang dengan membawa elektabilitas tapi tidak memiliki kontribusi riil bagi partai, maka wajar jika resistensi di internal partainya cukup tinggi. Ibarat kata, siapa yang ngopeni (partai), dan siapa yang menikmati, tidak sinkron," urai Umam,

Dosen Universitas Paramadina ini menyampaikan argumentasi ketiganya bahwa peluang jika PDIP akhirnya menyatu bersama Gerindra, maka hal itu lagi-lagi bisa dibaca sebagai implementasi "politik tingkat tinggi". Keyakinan Umam, sebagai politisi senior, janji adalah representasi harga diri.

Bagi Umam, dalam konteks ini, Megawati ingin dikenal sebagai politisi senior yang paripurna, yang siap melunasi utang politik yang telah lama ia catatkan  dalam Perjanjian Batu Tulis.

"Bagi seorang politisi senior sekelas Megawati, trust dan komitmen lebih utama ketimbang pragmatisme. Ibarat "Sabdo Pandito Ratu", pantang baginya untuk mengkhianati janjinya," demikian Umam menekankan.

Namun demikian, dalam pandangan Umam, jika PDIP bersatu dengan Gerindra, besar kemungkinan PDIP akan memveto Gerindra untuk mengunci posisi Cawapres.

"Di sini, wacana tentang komposisi Prabowo-Puan kembali relevan dan layak dipertimbangkan. Skema ini tentunya mengancam ambisi Ketum PKB Muhaimin Iskandar untuk maju mendampingi Prabowo sebagai Cawapres dalam Pilpres 2024 mendatang," pungkasnya.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Geledah Kantor Setda Papua, KPK Amankan Bukti Dokumen dan Barang Elektronik

Jumat, 08 November 2024 | 21:48

Satu Keluarga Meninggal Akibat Kebakaran Rumah di Jakarta Utara

Jumat, 08 November 2024 | 21:35

Komisi V Usul Ada Area Khusus Jamaah Haji dan Umroh di Bandara Soetta

Jumat, 08 November 2024 | 21:21

Dikunjungi Nusron, Polri Siap Sikat Mafia Tanah

Jumat, 08 November 2024 | 20:46

Ketum AMPI: Pinjol Masih Menjadi Pelarian Masyarakat

Jumat, 08 November 2024 | 20:34

Rumput GBK Siap Sambut Selebrasi ‘Knee Slide’ Thom Haye

Jumat, 08 November 2024 | 20:31

Buat Banyak Gebrakan Positif, Kabinet Merah Putih Patut Diacungi Jempol

Jumat, 08 November 2024 | 20:17

Lawatan Presiden Prabowo Bukti Dunia Internasional Menunggu Peran Indonesia

Jumat, 08 November 2024 | 20:09

Kementerian Keuangan Kantongi Rp1.517,5 Triliun Penerimaan Pajak Oktober 2024

Jumat, 08 November 2024 | 19:47

Tukang Pijat jadi Tersangka Karena Tambal Rumah Bocor Pakai Baliho Paslon Bupati

Jumat, 08 November 2024 | 19:02

Selengkapnya