Berita

Puisi Adhie M. Massardi berjudul Anjing dan Babi/Net

Politik

Metamorfosis Para Bedebah Menjadi Anjing dan Babi

JUMAT, 11 MARET 2022 | 11:16 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Gerakan budayawan sekaligus aktivis, Adhie M. Massardi dalam melakukan kontrol dan kritik sosial tidak pernah berhenti. Setelah tidak lagi menjadi Jurubicara Presiden Gus Dur, dia terus kritis dengan nyaris menggunakan semua media yang ada.

Mulai dari media sosial seperti Twitter hingga forum-forum diskusi sebagai narasumber di media massa (cetak, televisi, online). Tidak jarang Adhie Massardi juga turun langsung untuk berdemonstrasi.

Sementara gerakan yang paling khas darinya adalah melalui puisi.


Pada akhir 2009, sajaknya Negeri Para Bedebah menjadi ikon perlawanan dalam kasus korupsi “cicak vs buaya”, saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai gencar diserang kelompok politik yang korup.

Sekarang Adhie Massardi meluncurkan sajak barunya, Hikayat Anjing dan Babi. Puisi ini pernah dibacakan sebagai pembuka diskusi publik menyikapi “Beban Berat APBN 2022-2024” di sekretariat KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia), Rabu (9/3) lalu. Di KAMI Adhie duduk sebagai Ketua Komite Eksekutif.

Namun ketika dibacakan dalam forum Perhimpunan Menemukan Kembali Indonsia (Jumat, 11/3) yang digagas Rocky Gerung, Anthony Budiawan, Ferry Juliantono, Syahganda Nainggolan, Adhie Massardi dan sejumlah aktivis proDemokrasi, puisi ini sedikit direvisi. Judulnya menjadi Hikayat Negeri Anjing dan Babi.

‘Memang jadi terasa lebih tajam. Jadi ingat Animal Farm,” komentar Rocky Gerung.

Animal Farm adalah novel karya George Orwel (1945), sastrawan satiris alegoris nomor 1 di dunia. Novel fabel ini kritik habis-habisan terhadap Revolusi Rusia tahun 1917 dan kemudian ke rezim horor di Uni Soviet era Stalinis.

Tapi menurut Adhie, Hikayat Negeri Anjing dan Babi sama sekali tidak diilhami novel fabelnya George Orwel. Inspirasinya 100 persen dari melihat kondisi di negeri kita sendiri.

“Sebab kata “anjing” dan “babi” dalam sajak ini diambil dari pernyataan resma pembesar negara, orang-orang kepercayaan Presiden Joko Widodo,” kata Adhie kepada redaksi, Jumat (11/3).

Kata “anjing” dan “babi” yang dimaksud Adhie Massardi keluar dari mulut pembesar negari . Seperti pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang adzan yang dikaitkan dengan anjing, serta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang bilang kedelai langka dan mahal gara-gara babi-babi di China yang jumlahnya sangat besar mengonsumsi kedelai.

Menariknya, anjing dan babi, dua binatang yang dinajiskan dalam Islam, pada sajak ini bisa menggambarkan situasi sosial politik hari ini. Anjing dan babi itu seperti bentuk metomarfosis dari “para bedebah” penguasa negeri yang dikritik Adhie Massardi pada 2009.

Berikut petikan bunyi puisi tersebut:

Hikayat Negeri: Anjing dan Babi

Sajak Adhie M. Massardi

Aku kisahkan kepada kalian
Tentang sebuah negeri
Letaknya persis di garis khatulistiwa
Pada zaman raja-raja
Para nakhoda menyebut
Ini negeri zamrud
Tapi kemudian dirundung bangkrut

Itu karena anjing-anjing kampung
Yang dipiara rakyatnya
Tak pernah berfungsi
Sebagaimana diatur dalam konstitusi

Lagaknya seperti kawanan serigala
Dalam film-film Drakula
Melolong parau menakutkan
Minta rembulan perpanjang malam
Menunda jadwal fajar bersinar
Mereka memang pecinta kegelapan
Karena sesungguhnya mereka pengecut

Itu sebabnya
Ketika babi-babi
Menggasak kedelai milik para petani
Anjing-anjing itu hilang nyali

Maka ketika tempe dan tahu
Sumber utama protein bagi rakyat
Lenyap di pasar-pasar
Mereka tak pernah perduli

Mereka ingin rakyat
Tetap bodoh
Agar anjing-anjing itu
Tetap menguasai malam
Menguasai kegelapan
Itulah saat mereka membuat
Aturan dan kebijakan

Maret 2022
.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya