Berita

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat bertemu PM Inggris Boris Johnson/Net

Dahlan Iskan

1938 2022

RABU, 23 FEBRUARI 2022 | 05:25 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

PRESIDEN dilarang meninggalkan ibu kota Ukraina, Kiev. Tiga hari lalu. Perang bisa meledak setiap saat. Tapi, Volodymyr Zelenskyy tetap pergi ke Muenchen, Jerman.

”Pasti di antara kita ada yang berbohong,” ujarnya di depan forum Dewan Keamanan Eropa.

Hari itu semua menteri pertahanan Eropa hadir. Demikian juga Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat. Mereka membahas krisis Ukraina. Yang terancam diserang Rusia setiap saat.


Zelenskyy lagi sangat kesal. Dan itu bukan hanya akting seperti saat ia lagi melawak sebelum jadi presiden. ”Kami ingin damai. Rusia ingin damai. USA ingin damai. Eropa ingin damai. Tapi, ancaman perang begini nyata. Berarti, di antara kita ada yang berbohong,” katanya.

Maunya Zelenskyy: langsung saja Ukraina diterima sebagai anggota NATO. Dengan demikian, menjadi kewajiban seluruh anggota NATO untuk melindungi Ukraina. Serangan terhadap salah satu anggota NATO memang berarti serangan kepada seluruh anggota NATO.

Tapi, pertemuan di Muenchen itu masih juga mbulet. Ancaman Rusia begitu nyata: ratusan ribu tentara Rusia dikerahkan ke perbatasan. Demikian juga tank dan senjata berat.

Begitu Ukraina diterima sebagai anggota NATO, pasti pecah perang besar. Itu dianggap pernyataan perang terhadap Rusia.

Awalnya 1991: seiring dengan runtuhnya Uni Soviet. Referendum diadakan di Ukrainna. Hasilnya: lebih 80 persen mendukung pemisahan diri dari Uni Soviet. Termasuk dua wilayah Ukraina yang paling timur: Donetsk dan Luhansk. Dua wilayah itu disebut sebagai kawasan Donbas. Itu singkatan dari Donetsk Basin.

Rusia tidak mempermasalahkan pemisahan diri itu. Asalkan tidak menjadi anggota NATO.

Yang membuat Rusia keberatan: Soviet dulu membangun terlalu banyak senjata nuklir di daratan Ukraina. Keseimbangan kepemilikan senjata nuklir akan berubah. Nuklir yang dibangun Soviet itu bisa menjadi seperti ”senjata makan tuan”.

Tapi, kecenderungan Ukraina berkiblat ke Eropa tidak bisa dibendung. Bahkan kian menjadi-jadi.

Orientasi ke Eropa itu juga di bidang ekonomi. Keinginan untuk menjadi anggota Masyarakat Ekonomi Eropa membuat sistem perekonomian Ukraina juga berubah. Menjadi lebih liberal. Sistem subsidi harus dihapus. Harga-harga naik. Di daerah-daerah industri terjadi efisiensi. Daerah seperti Donetsk dan Luhansk pun menderita.

Dua daerah itu sebenarnya tidak miskin. Itu daerah penghasil batu bara sejak tahun 1700-an. Ekspor batu bara terbesar Ukraina dari sana: 30 persen.

Tidak heran kalau industri-industri besar dibangun di Donbas. Termasuk industri dasar. Seperti pabrik baja, kendaraan tempur, alat-alat berat, dan rel kereta api. Sebagai gudang energi, Donbas berkembang menjadi daerah industri.

Tapi, selama dua tahun menjadi bagian dari Ukraina, nasib Donbas kian melorot. Maka, hanya dua tahun setelah referendum, mereka menuntut otonomi daerah. Alasannya: mereka mampu mandiri secara ekonomi. Penduduk mereka kurang dari 5 juta jiwa. Separuh di antaranya berkebangsaan Rusia, berbahasa Rusia.

Penentangan pada pemerintah pusat kian kuat. Gerakan separatis mulai melakukan perlawanan. Terjadilah perang lokal tahun 2014. Lalu, atas turun tangannya banyak negara, mereka berdamai pada 2015. Itulah perdamaian Minsk -- ditandatangani di ibu kota Belarus, tetangga utara Ukraina.

Belarus dulu juga bagian dari Uni Soviet. Lalu merdeka, seperti Ukraina. Hanya, Belarus tidak punya niat menjadi bagian dari NATO.

Sebenarnya Zelenskyy waswas juga datang ke Muenchen. Di kota itu Eropa pernah membuat kesepakatan 1938. Isinya: sebagian wilayah Cekoslovakia disetujui diambil Jerman. Toh, wilayah itu memang berbahasa Jerman.

Ia khawatir di pertemuan Muenchen 2022 ini akan terjadi kesepakatan serupa: Eropa menyetujui Donbas diambil alih Rusia.

Tidak ada kesepakatan seperti itu di Muenchen 2022. Tapi, di hari terakhir pertemuan, ada perkembangan baru di Moskow: Rusia secara resmi mengakui dua wilayah itu menjadi negara merdeka. Rusia juga akan mendukung penuh bila ada serangan dari Ukraina maupun sekutu barunya.

Eropa pun kaget -- hanya kaget. Amerika Serikat ikut kaget -- hanya ikut.

Setelah menunjukkan rasa kaget ala kadarnya, Jerman membuat pernyataan: tetap meneruskan kerja sama ekonomi dengan Rusia. Demikian juga Prancis.

Peristiwa Pulau Krimea terulang di Donbas. Bahkan, jangan-jangan juga tidak perlu terjadi perang.

Maka, sejak kemarin Donbas tidak mau lagi kirim batu bara ke Ukraina. Kalau Rusia juga menyetop pasokan gasnya, Ukraina bisa menderita.

Jerman mulai juga bergantung pada gas alam dari Rusia. Lewat Nord Stream 1 dan 2. Yakni, empat pipa bawah laut sepanjang hampir 1.300 km dari daratan Rusia langsung ke daratan Jerman -- tanpa lewat Ukraina lagi.

Maka, menarik kita tunggu: apa yang akan terjadi besok. Atau lusa. Atau kapan-kapan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya