Berita

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo/Net

Politik

Gatot Nurmantyo Blak-blakan Bicara Kasus Dugaan Korupsi Heli AW 101

RABU, 05 JANUARI 2022 | 10:26 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kasus dugaan korupsi pembelian Helikopter AW 101 dibuka blak-blakan oleh mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Gatot menjelaskan, pembahasan mengenai rencana pembelian Heli AW 101 berawal dari Sidang Kabinet medio 2016. Dalam sidang tersebut, turut hadir Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden saat itu Jusuf Kalla dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Agus Supriatna.

Pada Sidang Kabinet tersebut, KSAU merencanakan pembelian Helikopter VVIP Airbus AW 101.

"Dari hasil diskusi, yang pertama kali menyampaikan Wapres Jusuf Kalla bahwa Heli ini terlalu mahal," kata Gatot Nurmantyo dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (5/1).

Alasan kedua, Heli AW 101 merupakan heli yang batal dibeli India dan dikembalikan ke Airbus. Heli AW 101 sendiri akan diperuntukkan presiden dan wakil presiden yang selama ini memakai Heli Puma.

"Ditegaskan lagi oleh Presiden, Presiden tidak menghendaki, bahwa 'jangan beli Heli VVIP'. Akhirnya presiden mengatakan batal, harganya terlalu mahal," kata Gatot.

Saat itu, kata Gatot, Heli AW 101 dipatok sekitar Rp 700-an miliar satu buah. Harga itu lebih tinggi dari harga yang dibeli India sekitar Rp 560 miliar.

"Berdasarkan sidang kabinet tersebut, saya menulis surat ke KSAU bahwa tidak ditindaklanjuti pembelian, jadi dibatalkan," lanjut Gatot.

Namun demikian, pada akhir tahun 2016, terjadi keributan mengenai adanya kontrak pembelian. Pada awal tahun 2017, Gatot Nurmantyo dipanggil Presiden Joko Widodo mempertanyakan adanya kontrak penandatanganan pembelian.

Saat itu pula, Gatot menjelaskan telah melarang jajarannya untuk melakukan pembelian Heli AW 101 sebagaimana hasil Sidang Kabinet 2016.

"Tiba-tiba terjadi kontrak, kontrak itu suratnya dibuat 29 Juli 2016 dan waktu 29 Juli 2016 juga laporan pemberitahuan kepada Menhan (Ryamizard Ryacudu) sebagai Ketua KKIP (Komite Kebijakan Industri Pengadaan), kontrak pun sama harinya, AU kepada PT Diratama Jaya Mandiri," jelas Gatot.

"Jadi surat pemberitahuannya tanggal 29 Juli 2016, kontraknya juga langsung tanggal 29 Juli 2016. Saya sampaikan kepada presiden demikian. Saya bilang, ini sudah pelanggaran," sambungnya.

Saat menjelaskan kronologinya, Presiden Jokowi memotong ucapan Gatot. Saat itu, presiden mempertanyakan potensi kerugian negara atas pembelian Heli AW 101.

"Beliau memotong, 'kira-kira kerugian negara berapa?' Saya bilang 'kira-kira minimal Rp 150 M', dibantah sama presiden. 'Tidak Bapak Panglima, itu minimal (kerugian) Rp 200 M'. Jadi presiden lebih tahu tentang harga ini," papar Panglima TNI periode 2015-2017 ini.

Atas pembicaraan tersebut, Presiden Jokowi lantas memerintahkan Panglima TNI untuk mengusut kasus pembelian Heli AW 101 tersebut.

"Presiden bilang, 'Panglima, kejar terus, bongkar ini semuanya'. Begitu saya dapat perintah seperti ini, maka saya menyampaikan kepada staf saya, dari inspektorat dan POM, membuat surat kepada KSAU untuk investigasi, KSAU sudah Pak Hadi (Hadi Tjahjanto)," tandasnya.

Baru-baru ini, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo menghentikan penyidikan lima tersangka kasus dugaan korupsi pembelian AW 101 pada Agustus 2021. Penghentian perkara kasus korupsi heli AW 101 itu dilakukan karena dianggap tak cukup bukti.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya