Berita

Tangkapan layar video yang memperlihatkan sejumlah massa dihalau aparat kepolisian saat akan membentangkan bendera merah putih di PIK/Repro

Politik

Viral Massa Dilarang Kibarkan Merah Putih di PIK, Warganet: Wilayah Elite yang Steril dari Rakyat Biasa

RABU, 18 AGUSTUS 2021 | 14:29 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Publik Tanah Air digemparkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan sekelompok massa bersitegang dengan aparat keamanana di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Setelah ditelusuri, ketegangan terjadi saat massa mengatasnamakan Organisasi Laskar Merah Putih (LMP) dilarang membentangkan bendera Merah Putih di kawasan yang dikenal elite tersebut. Peristiwa itu terjadi pada 17 Agustus 2021, bertepatan dengan HUT ke-76 RI.

Larangan tersebut dilakukan oleh aparat gabungan dari Polisi, TNI, dan Satpol PP saat massa hendak membentangkan bendera Merah Putih berukuran 21 meter di jembatan Pantai Indah Kapuk (PIK), Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kami ingin membuktikan kami itu bisa berdiri di sini, di Pantai Indah Kapuk, dengan mengibarkan bendera Merah Putih. Artinya ini masih kedaulatan teritorial NKRI," kata Panglima LMP, Daeng Jamal kepada wartawan.

Sontak, kejadian yang diabadikan dalam sebuah video ini menjadi perbincangan hangat di jagad media sosial. Bahkan topik Pantai Indah Kapuk menjadi trending topic di lini media sosial Twitter, Rabu (18/8).

"Pantai Indah Kapuk (PIK) menjadi wilayah kekuasaan elite Taipan. Sepertinya ini wilayah steril dari masyakat luas, kecuali para mantan pejabat atau pejabat yang menjadi kacung," tulis akun @umaralims.

Warganet lain menyikapi peristiwa tersebut lebih bijak. Seperti dikatakan akun @neokinabalu, ia mengimbau kepada publik agar tidak terpancing.

"Baru kemarin 76 Tahun (HUT RI), semangat makan kerupuk, balap karung, dan sebagainya masih tersulut. Hari ini sudah disodori berita Pantai Indah Kapuk. Bersatulah, jangan mau diadu domba sama oknum yang sengaja memecah belah," ujarnya.

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Hikmah Heboh Fufufafa

Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:22

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

UPDATE

DPR Sambut Baik Upaya Indonesia Ingin Gabung BRICS Plus

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:53

Divonis 20 Tahun Penjara, Pelaku Pembunuhan di Subang Ajukan Kasasi

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:37

Asupan Protein Ikan Pegang Peran Penting Gizi Rakyat

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:15

Fraksi PKS Dukung Visi Swasembada Pangan dan Energi Prabowo

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:58

Aksi Heroik Kapal Bakamla

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:46

Lahan Tembakau Blora Berkembang Pesat, Petani Sejahtera

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:03

Bermain Imbang 0-0 Lawan Australia, Timnas U-17 Pastikan Lolos Piala Asia

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:50

Bukit Tidar yang Penuh Kenangan

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:24

DPD Dorong Lemhanas Bikin Film Bertema Patriotisme

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:08

Pakar Hukum Endus Ada Pengkondisian Kasus Denny Indrayana

Senin, 28 Oktober 2024 | 02:29

Selengkapnya