Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Laptop Pelajar dan Jeritan Guru Honorer

SABTU, 31 JULI 2021 | 00:00 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Dunia pendidikan di Tanah Air masih menyisakan kisah pilu.

Di tengah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai cita-cita yang luhur, masih banyak persoalan dalam dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung terselesaikan.

Salah satunya soal kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer. Dewasa ini, banyak guru honorer di Indonesia yang masih jauh dari kata sejahtera. Honor yang rendah, pun juga kerap terlambat cair.

Kesejahteraan guru persoalan klasik memang, tapi juga tidak lantas membuat pemangku kebijakan tutup mata.

"Ada kenalan guru honorer yang cerita. Terakhir dapat honor tanggal 26 Juni, itu pun honor bulan Mei. Jadi bulan Juni-Juli mereka belum dapat honor," tulis komika Sam Darma Putra Ginting atau Sammy Notaslimboy dikutip dari akun Twitternya, Jumat (30/7).

Penuturan komika yang cukup concern terhadap dunia pendidikan ini bukan sekadar isu liar semata.

Diungkapkan salah seorang guru honorer di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Jawa Barat, penunggakan honor sudah menjadi hal lumrah di daerahnya. Lumrah bagi para pemangku kebijakan, tapi memilukan untuk seorang guru honorer, status pengajar yang disematkan pemerintah karena alasan kekurangan guru.

"Sebagai guru honorer, ya, kami menjerit. Sudah kecil (gajinya), ditunggak," ungkap salah seorang guru honorer di Provinsi Jawa Barat dengan nada terpatah-patah.

Sengaja ia tak mau mempublikasikan identitas dirinya serta sekolah tempat ia mengajar. Gaji molor saja sudah membuat susah, apalagi jika ditambah teguran dari pemangku kebijakan yang lebih tinggi. Guru berstatus orang tua tunggal ini tak mau persoalan makin rumit.

Sama halnya seperti yang diungkapkan Sammy, gaji terakhir yang ia terima adalah di awal Juni 2021 lalu, itu pun gaji untuk bulan Mei. Praktis, honor bulan Juni dan Juli masih belum mendarat di tangannya.

Dan lagi-lagi, penunggakan gaji tersebut sudah "lumrah". Penunggakan kerap terjadi, bahkan jauh sebelum kondisi pandemi Covid-19. Bedanya, bila sebelum pandemi, penunggakan gaji biasanya terjadi di akhir tahun.

Di masa pandemi seperti saat ini, penunggakan terjadi di awal tahun, akhir tahun, dan pertengahan tahun seperti saat ini. Padahal, gaji yang ia terima juga tak sebesar guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS), jauh di bawah.

Per jam, guru honorer yang telah mengabdi sejak tahun 2017 ini mendapat honor Rp 85 ribu. Ia mendapat jatah mengajar 28 jam setiap bulannya, pun bisa berubah menjadi lebih sedikit tergantung ketersediaan guru berstatus PNS.

Beragam cara telah dilakukan, mulai dari bertanya kepada pihak sekolah, hingga pegawai di atasnya. Namun hasilnya tetap nihil. Katanya belum turun dari pusat.

Secara alur, sumber anggaran untuk gaji guru honorer berasal dari biaya operasional pendidikan daerah (BPOD). Dana tersebut lantas disalurkan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah kepada sekolah negeri, baru dibagikan kepada guru honorer yang dihitung berdasarkan jam mengajarnya.

Fakta macetnya gaji para guru honorer tersebut ini pun seakan kontras dengan semangat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek.

Di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim, Kemendikbud Ristek belakangan justru sedang gencar menggarap proyek laptop merah putih menggaet tiga universitas, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Belum lagi soal pengadaan laptop pelajar yang diperuntukkan penggunaan sekolah SD, SMP, dan SMA dengan target tuntas hingga tahun 2024.

Mendikbud Nadiem Makarim telah mengalokasikan dana sebesar Rp 2,4 triliun dalam pengadaan 240 ribu laptop untuk sekolah ini. Angka yang cukup fantastis di tengah tertatih-tatihnya guru honorer.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya