Berita

BIN temukan narasi penolakan PPKM untuk turunkan Presiden Jokowi/Net

Politik

Patroli Siber 24 Jam, BIN Temukan Narasi Penolakan PPKM Digunakan Untuk Turunkan Jokowi

MINGGU, 25 JULI 2021 | 15:29 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Badan Intelijen Negara (BIN) secara aktif melaksanakan patroli siber selama 24 jam penuh setiap hari.

Patroli itu bertujuan untuk mencermati dinamika penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19), termasuk gejolak masyarakat terhadap kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"BIN juga aktif melaksanakan patroli siber selama 24 Jam, setiap hari selama seminggu dalam rangka mencermati aspirasi maupun berbagai narasi yang berkembang di ranah siber," ujar Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (25/7).


Temuan BIN kata Wawan, demonstrasi di era pandemi termasuk demonstrasi Jokowi End Game merupakan salah satu narasi yang dikembangkan di media sosial.

Dalam poster ajak demonstrasi yang ditemukan BIN kata Wawan, dibuat oleh provokator dengan sengaja mencatut logo-logo perusahaan e-commerce untuk menarik massa yang lebih banyak.

"Faktanya perusahaan-perusahaan tersebut maupun komunitas ojol menyebut rencana aksi tersebut adalah bagian dari kabar bohong," kata Wawan.

Sementara itu, pengamanan tetap dilakukan guna mencegah secara dini dan mendeteksi dini dari segala kemungkinan provokasi lanjutan di lapangan.

Hal itu kata Wawan, dilakukan sebagai antisipasi guna mencegah klaster baru Covid-19.

"PPKM merupakan kebijakan Pemerintah yang dibuat untuk menekan kasus baru Covid-19 sekaligus mengurangi beban rumah sakit yang semakin berat. Oleh sebab itu, rakyat diminta untuk bersabar, mematuhi kebijakan yang telah dibuat, dan menerapkan prokes secara ketat," jelas Wawan.

BIN masih kata Wawan, tidak memungkiri bahwa kebijakan PPKM membuat masyarakat lebih susah bergerak, sehingga ada sebagian masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya.

Namun demikian sambung Wawan, penyampaian aspirasi melalui aksi turun ke jalan rentan menciptakan klaster baru Covid-19 seiring munculnya varian delta yang lebih infeksius.

"Selain itu, narasi penolakan PPKM juga terindikasi digunakan untuk menyudutkan pemerintah oleh kelompok kepentingan hingga ajakan untuk menurunkan Presiden Jokowi," terang Wawan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya