Berita

RIzal Ramli/Ist

Publika

Rizal Ramli & Kisah Keteladanan Rektor

SENIN, 28 JUNI 2021 | 18:30 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN*

TENGAH malam sekitar Februari ‘78 rumah rektor Profesor Iskandar Alisjahbana diberondong peluru oleh orang tidak dikenal.

Rektor yang selamat esoknya protes kepada Pangdam Himawan Sutanto.

Pimpinan Kodam Siliwangi ini mengaku tak tahu-menau mengenai insiden tersebut, dan tidak ada perintah penembakan darinya.


Belakangan terungkap, teror ternyata dilakukan oleh anak buah Benny Moerdani, perwira tinggi intel Kopkamtib yang jengkel lantaran Iskandar dan Himawan bersikap terlalu demokratis dalam menangani aksi demonstrasi mahasiswa ITB yang menolak otoritarianisme dan dicalonkannya kembali Soeharto untuk ketiga kalinya menjadi presiden.

Ini adalah sekelumit kisah independen akademisi yang menjadi catatan penting sejarah kebebasan perguruan tinggi sebagai wahana intelektual, yang antara lain berfungsi berani meluruskan dan mempertahankan kebenaran.

Tokoh nasional Dr Rizal Ramli bukan saja menjadi sosok yang mengetahui kejadian ini, ia tokoh penting sekaligus penggerak aksi penolakan Soeharto tersebut. Sebagai mahasiswa, Rizal Ramli juga menunjukkan kualitas intelektualnya dengan menyusun Buku Putih Perlawanan Mahasiswa ITB 1978.

Di lingkungan civitas academica, rektor itu bagaikan seorang ayah yang seharusnya bersikap moderat, bukan menjadi “abdi dalem” bagi kekuasaan sebuah rezim.

Seperti yang kini dilakukan oleh Rektor UI, Ari Kuncoro yang ternyata sebelumnya adalah Komut BNI dan kini Wakil Komut BRI. Sebuah jatah kekuasaan pemberian rezim yang rupa-rupanya menggetarkan prinsip-prinsip akademisi yang mestinya dipegang kuat oleh hati nuraninya.

Sikap “abdi dalem” sang rektor ini nampak dari pemanggilan pihak rektorat kepada BEM UI yang beberapa hari lalu menobatkan Jokowi sebagai The King of Lip Service dengan mahkota di kepala disertai cap bibir sebagai background.

Sebelumnya rektorat juga pernah mengeluarkan surat edaran agar mahasiswa UI tidak terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi.

Lain zaman tampaknya lain pula langgam sang rektor. Di masa Rizal Ramli masih menjadi mahasiswa, hubungan rektor dan mahasiswa terjalin akrab dengan tetap menjaga prinsip independensi akademik.

Rektor ITB Profesor Soedjana Sapi’ie adalah tokoh yang menjalin persahabatan dengan Rizal Ramli. Meskipun Rizal Ramli mahasiswa bandel yang karena keberaniannya menentang Soeharto sampai-sampai dipenjarakan di Sukamiskin selama sekitar satu setengah tahun, Soedjana Sapi’ie tetap respek kepada murid bengalnya ini.

Sang rektor bangga meski berani melawan Soeharto Rizal Ramli juga mahasiswa cerdas dengan kemampuan otak di atas rata-rata. Itulah sebabnya ia tidak alergi dan mendukung penuh Rizal Ramli ketika berhasil mendapatkan bea siswa S2 untuk melanjutkan studi ekonomi di Amerika.

Soedjana Sapi’ie bukan cuma membantunya membuatkan rekomendasi agar Rizal Ramli mendapatkan beasiswa, ia juga menyuarakan agar aparat hukum saat itu menegakkan keadilan secara fair kepada para mahasiswa yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam bui. Karena banyak di antaranya yang ditahan tanpa diadili.

Persahabatan Rizal Ramli dengan rektornya ini benar-benar unik. Saat akan terbang ke Amerika untuk meneruskan studi, Soedjana Sapi’ie memberikan jas yang dipakainya untuk Rizal Ramli.

Rupanya sang rektor menaruh perhatian. Sebagai anak muda yang rada urakan dan bergaya seperti Einstein, Rizal Ramli waktu itu memang agak kurang peduli dalam urusan pakaian.

Rizal Ramli sendiri mengaku itulah jas pertama yang ia miliki, yang ternyata sangat bermanfaat untuk cuaca di Amerika.

Persahabatan keduanya tak putus hanya sampai di situ. Tahun 2014 saat Rizal Ramli ikut dalam “Konvensi Capres Rakyat” yang diselenggarakan oleh Forum Rektor, Soedjana Sapi’ie dalam usia yang sudah cukup uzur memerlukan datang untuk menemui murid bengalnya ini. Menempuh perjalanan yang cukup melelahkan untuk ukuran pria seusianya, dari Bandung ke Jakarta.

Penulis adalah pemerhati sejarah

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya