Berita

Webinar Sandikami Mania Series#11/Ist

Nusantara

Potensi Peretasan Data Masyarakat Semakin Besar Selama WFH

JUMAT, 23 APRIL 2021 | 15:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kebijakan work from home (WFH) yang banyak dijalani masyarakat di masa pandemi Covid-19 ternyata menimbulkan efek negatif dari sisi keamanan siber.

Keleluasaan dan aktivitas online yang tinggi menjadi jalan bagi peretas untuk mencuri data pribadi masyarakat demi keuntungan pribadi.

Hal tersebut diungkapkan Plt Kepala Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional Badan Siber dan Sandi Negara, Adi Nugroho, dalam Webinar Sandikami Mania Series#11 di Kota Bandung, Jumat (23/4).

“Selama pandemi corona jumlah hacker meningkat. Jadi tingkat exposure dan kemungkinan kita diserang online semakin meningkat," terang Adi Nugroho, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

"Banyaknya waktu kosong selama WFH menimbulkan celah untuk melakukan peretasan, banyak orang mencari konten tentang hacking di waktu senggangnya,” tambahnya.

Adi menambahkan, di masa pandemi banyak peretas mengubah situs layanan publik menjadi layanan kejahatan. Selain karena memang rentan, hal ini dapat terjadi karena pengelola tidak merawat dengan baik.  

Sebelum pandemi, mayoritas peretas beraksi hanya mengubah halaman muka situs publik. Namun ketika pandemi datang, peretas sampai melakukan monetisasi pada aksi peretasannya.

“Kasus peretasan banyak hanya mengubah halaman muka situs publik, tapi tidak mendapat perhatian, akhirnya si pelaku mencuri data pribadi untuk melakukan monetisasi agar mendapat point credit,” ungkapnya.

Sementara itu, Dosen STEI ITB, Budi Raharjo menegaskan, berlatih, berkoordinasi, dan merespons cepat adalah kunci dari penyelesaian sebuah insiden peretasan.

"Pemerintah harus berbagi resources untuk menyelesaikan insiden, yang menangani insiden harus diawaki oleh setidaknya lima orang, juga harus berlatih dalam menangani insiden dan tunjuk koordinator untuk berkoordinasi ketika ada insiden misalnya peretasan web, jadi pergerakan cepat," jelasnya.

Budi menjelaskan, peretasan dan insiden keamanan adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah sistem IT. Hal terpenting adalah kecepatan dalam merespons insiden tersebut.

“Yang membedakan adalah kapan terjadinya, seberapa besar efeknya, seberapa mahir kita mengatasinya dan yang paling penting adalah seberapa cepat respons kita dalam mengatasinya,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya