Berita

Tokoh nasional Dr Rizal Ramli/Net

Publika

Rizal Ramli Soal Pemimpin Gadungan: Gaya Doang Merakyat, Kebijakannya Jauhi Rakyat...

KAMIS, 07 JANUARI 2021 | 18:01 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN*

SALAH satu ciri kekuasaan manipulatif terhadap rakyat, selain banyaknya pemimpin yang pura-pura merakyat, ialah berkembangnya tabiat eufemisme kekuasaan.

Eufemisme ialah kegemaran menghaluskan atau menyamarkan hal-hal yang gagal dan rusak seolah baik-baik saja.

Inilah yang membedakan dengan tabiat para pendiri Republik ini di masa lalu, yang umumnya hidup dalam mission sacre, semacam kewajiban suci yang mengedepankan etika dan moral dalam berpolitik.


Karakter mereka umumnya tidak dirusak oleh financial capital yang menyuburkan korupsi, nepotisme, suap, dan sogokan, seperti sekarang.

Arnold Brackman, wartawan United Press, pernah menggambarkan watak para pendiri Republik ini umumnya berpandangan maju (enlightened).

Mampu membaca jiwa bangsa dengan tidak berpura-pura merakyat.

Sehingga misalnya Soekarno mampu menghasilkan konsepsi Marhaenisme karena kedekatan dengan rakyat.

Tan Malaka menulis Madilog karena penghayatan terhadap nasib bangsa.

Sutan Sjahrir menulis Renungan Indonesia. Tjokroaminoto menjadi simbolisme Ratu Adil, tumpuan perubahan.

Tjipto Mangunkusumo dokter rakyat yang bersepeda keliling kampung melayani orang miskin.
 
Esensi mereka umumnya adalah tokoh yang menjadikan kepemimpinan sebagai pengabdian, yang dengan sadar menempuh Via Dolorosa, yang dalam ungkapan Belanda dikatakan:

“Leiden Is Lijden”.

Itulah sebabnya tokoh nasional Dr Rizal Ramli merasa perlu mengingatkan, era pemimpin pura-pura merakyat seperti yang terjadi saat ini harus segera diakhiri.

Sistem politik saat ini ugal-ugalan karena para politisinya hanya bermodal finansial dan selalu membutuhkan cukong.

“Dominasi modal finansial sebagai modal utama politik sangat merusak, karena sistem politik kita ikut model kapitalisme ugal-ugalan ala Amerika, yang selalu perlu cukong," tandas Rizal Ramli.

Ekonom senior ini membandingkannya dengan sistem politik Eropa di mana partai politik dibiayai negara dan anggota DPR di sana bekerja untuk rakyat. Sehingga kesejahteraan sosial, ekonomi, dan indeks kebahagiaannya tinggi.

Menurutnya, para pendiri Republik dulu mengutamakan modal sosial seperti visi, misi, karakter, ilmu, dan kapasitas kepemimpinan.

Rizal Ramli menekankan, modal sosial inilah yang dapat mengubah dan memerdekakan Indonesia.

“Tapi hari ini modal para politisi hanya finansial, dan itulah yang merusak,” tegasnya.

Penulis adalah Wartawan senior

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya