Berita

Dr Rizal Ramli/Net

Publika

Rizal Ramli Mengenang Ali Sadikin Yang Anti ABS

SELASA, 05 JANUARI 2021 | 21:39 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

WAKTU minta pensiun dari jabatan gubernur usia Bang Ali, 51.

Mendagri Amir Machmud yang urang Sunda bertanya:

‘’Pak Ali bade ka mana?...’’. Maksudnya Pak Ali mau jabatan apa.

Bang Ali menjawab:

‘’Saya mau ke masyarakat’’.

‘’Lho leres?’’

“Iya,’’ kata Bang Ali.

Waktu ketemu Soeharto di Bina Graha Bang Ali tak minta apa-apa. Meski memungkinkan jadi pejabat lagi.

Bang Ali sudah mencapai top. Militer aktif Marinir bintang tiga. Plus dua jabatan sipil penting, menteri dan gubernur Jakarta dua periode.

Waktu jadi Menko Maritim usianya 37.

Setelah pensiun hidup sederhana. Dari hasil sewa menyewa rumah.

Istri pertamanya mendiang Nani Sadikin, seperti sering dibanggakannya adalah anak orang kaya dengan banyak warisan, antara lain tanah dan berprofesi dokter gigi.

Bang Ali sendiri anak wedana. Kakak tertuanya, dr Hasan Sadikin, diabadikan jadi nama rumah sakit di Bandung.

Meski menak Bang Ali tidak feodal. Wataknya keras membela kebenaran.

Bang Ali menyayangi ibunya yang berdarah Banten.

“Face saya seperti ibu.’’ kenangnya.

Ketika PRRI/Permesta Ali Sadikin jago tempur. Dikenal dengan gaya Holywood-nya. Yaitu mimpin pendaratan pasukan sambil pegang stan-gun, lari menyerbu sambil menembak.

Tapi Bang Ali juga romantik. Saat jadi gubernur dia memikirkan tempat supaya muda mudi Jakarta bisa berpacaran secara sehat.

Makanya Bang Ali bikin Taman Monas dan Taman Ria Senayan.

‘’Saya melarang orang yang lagi pacaran diganggu. Kalau you masuk kampung; satu kamar berjejal dari kakek, nenek, sampai cucu, dimana mau pacaran? Halaman tidak ada, yang ada gang satu meter. Ini saya hayati, berikan tempat untuk berhibur. Bagaimana sengsaranya hidup rakyat jelata di Jakarta,’’ jelas Bang Ali.

Suatu ketika Bang Ali ditanya wartawan bagaimana rasanya tampil di muka umum setelah tak jadi pejabat.

Jawabnya: nikmat dan plong.

Kemana pergi orang masih menyambut baik. Sopir-sopir masih suka lari-lari jadi penunjuk parkir. Biarpun sudah tidak pakai safari, tidak pakai ajudan, tapi orang masih menghormati.

Kenapa itu bisa terjadi ?

Bang Ali mengaku karena waktu menjabat dia memegang amanat rakyat. Tidak macam-macam. Anak dan keluarganya tidak memanfaatkan fasilitas.

Karena itu Bang Ali merasa hidupnya ringan. Mampu  mengatakan putih adalah putih. Hitam adalah hitam.

Kagum pada karakter Bang Ali, tokoh nasional Dr Rizal Ramli kini kembali mengenangnya. Sejak mahasiswa ternyata Bang Ali salah satu panutan Rizal Ramli.

“Waktu mahasiswa ITB saya sering bertemu dan belajar banyak tentang kepemimpinan dari Bang Ali. Orangnya apa adanya, bicara to the point, kepemimpinannya  efektif,” kata Rizal Ramli.

Salah satu yang dikenangnya adalah permintaan Bang Ali kepada wartawan untuk memberitakan kabar secara sebenar-benarnya mengenai kepemimpinannya, termasuk kepemimpinannya di ibukota.

Pelajaran berharga yang patut dicontoh oleh para pejabat negara hari ini, kata Rizal Ramli, Bang Ali tidak suka laporan ABS alias Asal Bapak Senang. Karena ABS menutupi fakta dan realitas yang sebenarnya terjadi.

Sikap menjilat seperti itu esensinya adalah menipu.

“Saya tiru cara Bang Ali yang menganjurkan wartawan menulis secara faktual kelemahan-kelemahan yang ada. Karena pejabat-pejabat umumnya selalu bilang, ‘semua beres, tidak ada masalah’. Padahal banyak rakyat mengeluh.

Dari tulisan dan laporan wartawan, kita bisa mengoreksi,” tandas Rizal Ramli yang memiliki persamaan karir karena secara kebetulan pernah pula menjabat Menko Maritim, yang rekam jejak legacy-nya  untuk rakyat dapat ditelusuri di media massa.

Penulis adalah Wartawan Senior

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya