Berita

Ilustrasi Rizal Ramli/RMOL

Publika

Dr Rizal Ramli Bilang: Nggak Becus Urus Ekonomi, Main Balon Halusinasi...

MINGGU, 27 DESEMBER 2020 | 19:56 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN*

SAMPAI akhir hidupnya Sukarno tak pernah ke Belanda. Ratu tak mengakui Proklamasi 17 Agustus ‘45.

Sukarno dianggap pengacau, sehingga Ratu nggak sudi melayangkan undangan kenegaraan.

Cara paling sistematis merampas hak-hak rakyat memang dengan stigma buruk.


Para pembesar Belanda juga menanamkan kebencian kepada para pejuang dengan sebutan pengacau, ekstrimis, teroris, radikalis.

Stigma yang sama yang sekarang sering kita dengar.

Snouck Hurgronje memecahbelah Islam.

Kamuflase pakai gelar mengecoh:  

Abd-Al Ghafar Al-Laydini, alias Abdi Sang Maha Pengasih dan Penyayang Dari Leiden...

Ia jadikan Orientalistik dan Indologi sebagai ilmu-bantu kolonial. Sebab kas Belanda bangkrut gara-gara Perang Aceh, Perang Jawa, Perang Padri, Perang Banjar, dan seterusnya.

Snouck Hurgronje suksesor fundrising kolonial yang memperlancar perampokan kekayaan alam Nusantara untuk memperkaya Nederland.

Kondisi seperti itu ternyata ada paralelisme historisnya dengan situasi hari ini.

Menurut tokoh nasional Dr Rizal Ramli, kekuasaan hari ini memainkan baloon halusinasi, yaitu phobia terhadap Islam. Tujuannya untuk memperkuat cengkraman oligarki dan neo-otoriter.

“Phobia juga sebagai alat fundrising dari minoritas,” kata ekonom senior yang juga murid Gus Dur, tokoh pluralis yang menghormati toleransi beragama ini.

Rizal Ramli menggambarkan, di tengah pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi kini banyak orang bimbang dan galau. 

“Pilihannya pertama mendukung ketidakbecusan pemerintah, kinerja payah, ekonomi rusak, korupsi sistemik dan otoriter. Pilihan kedua, menggemakan Islam phobia yang sebenarnya hanya halusinasi dan tidak nyata,” tandas Rizal Ramli.

Ia menekankan, negara Pancasila tidak boleh phobi terhadap agama apa pun.

Sikap phobia hanya akan jadi sumber perpecahan yang akan melupakan kita terhadap tujuan kemerdekaan, yaitu mencerdaskan bangsa, mewujudkan keadilan, dan memakmurkan rakyat.

Tokoh berpengalaman yang pernah memegang berbagai jabatan, mulai dari Menko dan posisi penting lainnya ini melukiskan pemerintahan saat ini ibarat orkestra.

“Banyak rencana-rencana, pemain-pemain dalam pemulihan krisis corona dan ekonomi, tapi tak ada dirigen yang kuat yang mampu menggabungkan semua instrumen menjadi musik harmonis dan indah. Yang ada musik heboh, tapi kacau,” papar Rizal Ramli.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya