Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net

Publika

Bisa Menyeret Kejatuhan Presiden, Sri Mulyani Mirip Bandrio Dan Harmoko

JUMAT, 25 DESEMBER 2020 | 15:18 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

APA sebab Sri Mulyani nggak direshuffle? Mirip Soebandrio dan Harmoko yang awet di kabinet, tapi kemudian menyeret presiden dalam kejatuhan?

Sebabnya, rezim sudah kecanduan IMF & Bank Dunia, dan Sri Mulyani pesuruhnya.

Waktu baru merdeka umur kabinet umumnya pendek. Menteri-menteri datang dan pergi meninggalkan legacy.
Seperti Djuanda, Leimena, dan seterusnya.

Suatu hari Bung Hatta berkata:

Menteri adalah pemimpin rakyat yang tak boleh bermental pesuruh.

Lebih-lebih pesuruh asing ...

Tapi kabinet hari ini makin meragukan. Figur-figurnya kontroversial.

Kapasitas dan kompetensinya mencemaskan.

Memakai istilah tokoh nasional Dr Rizal Ramli, umumnya menteri sekarang berkelas KW-3.

Bukan problem solver, tapi bagian dari masalah.
 
Terbagi dalam dua kelompok. Yaitu yang sibuk kejar setoran cari uang pensiun dan mempertebal pundi-pundi.  

Kedua, menteri-menteri yang melanggengkan KKN.

Akibatnya resesi ekonomi berjalan tanpa solusi, berkelindan dengan ketidakadilan, disintegrasi sosial, dan corona.

Capaian ekonomi 2020 jauh dari berhasil. Selain faktor pandemi Covid-19, keterpurukan tidak lepas dari  kualitas KW-3 menteri-menterinya.

Rizal Ramli menyebut ada kesemerawutan kebijakan fiskal di bawah Menkeu Sri Mulyani. Selain utang yang terus menumpuk.

Sri Mulyani memberikan keuntungan kepada kreditor dengan membuat bunga utang yang tinggi. Rizal Ramli juga melihat kebijakan tax holiday bagi para pengusaha besar justru membuat cekak penerimaan negara.

Ia memprediksi ekonomi Indonesia pada 2021 masih akan sulit, bahkan lebih buruk dari krisis moneter tahun 1998.

"Makin lama ekonomi makin terjerumus. Jokowi go down bersama dengan kinerja Sri Mulyani," kata Rizal Ramli.

Penulis adalah wartawan senior

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

PDIP Minta Seluruh Kader Banteng Tenang

Kamis, 20 Februari 2025 | 23:23

Megawati Instruksikan Kepala Daerah dari PDIP Tunda Retret ke Magelang

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:43

Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, Pemerintah Luncurkan FAST Programme

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:27

Trump Gak Ada Obat, IHSG Terseret Merah

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:26

Uchok: Erick Thohir Akali Prabowo soal Danantara

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:24

Hasto Ditahan, Megawati Tidak Menunjuk Plt Sekjen PDIP

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:21

Resmi Pimpin Banten, Andra Soni-Dimyati Diingatkan Jangan Korupsi

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:18

KPK Tahan Hasto, PDIP: Operasi Politik Mengawut-awut Partai

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:17

Hasto Ditahan, PDIP: KPK Dikendalikan dari Luar Melalui AKBP Rossa

Kamis, 20 Februari 2025 | 22:16

Adityawarman Adil Apresiasi BSF CGM 2025: Gambaran Kekayaan Budaya Kota Bogor

Kamis, 20 Februari 2025 | 21:56

Selengkapnya