Berita

Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Siti Zuhro/Net

Politik

Peneliti LIPI: Semakin Demokratis Satu Rezim, Maka Daerahnya Akan Semakin Desentralistis

SABTU, 24 OKTOBER 2020 | 15:23 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Semakin demokratis suatu pemerintahan sedianya akan semakin terjadi desentralisasi di suatu daerah. Demikian sebaliknya, semakin otoriter suatu pemerintahan maka akan cenderung sentralistik dan otonomi daerah akan terkikis.

Begitu disampaikan Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Siti Zuhro saat menjadi narasumber dalam serial diskusi daring Pupuli Center bertajuk "Omnibus Law Dan Otonomi Daerah", Sabtu (24/10).

"Jangan lupa dalam satu pelajaran demokrasi itu semakin rezim itu demokratis maka semakin desentralistis satu daerah itu. Tapi kalau rezimnya lebih cenderung otoritarian seperti orde baru itu pastinya desentrasasi administrasi saja, tidak pakai politik, tidak pakai keleluasaan kewenangan," ujar Siti Zuhro.

"Jadi daerah ya apa kata pusat dan ada politik anggaran," imbuhnya.

Siti Zuhro menyoroti masalah politik anggaran yang dinilai mempengaruhi desentralisasi otonomi daerah. Politik anggaran yang memicu daya tawar politik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dia lihat ada dalam UU Cipta Kerja.

"Nah, ini yang di Ciptaker itu muncul politik anggaran itu. Jadi, di situ daya tawar politik pemerintah pusat itu mulai ditonjolkan kembali karena sentralisasi kekuasaan itu lebih mengerucut pada semua haknya presiden ditambah luar biasa," katanya.

Atas dasar itu, Siti Zuhro berharap sedianya ada keseimbangan dalam rangka desentralisasi tidak berat sebelah atau proporsional.

"Dengan kata lain kedaerahan dan Keindonesiaan itu balance. bagaimana menjaga itu. Jadi tidak dibawa ke Keindonesiaan sich tapi ada nuansa kedaerahan. Jadi, ketika balance pasti puas, mencapai equilibrium," tutupnya.

Selain Siti Zuhro, narasumber lain dalam diskusi tersebut yakni pengamat bisnis dan keuangan Andi Rahmat, pengamat ekonomi dan keuangan daerah Jilal Mardhani dan mantan Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri Djohermansyah Djohan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya