Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump/Net

Dunia

Tangguhkan Peninjauan Kesepakatan Dagang, Trump: China Tidak Memperlakukan AS Dengan Benar

MINGGU, 23 AGUSTUS 2020 | 13:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perseteruan dagang antara Amerika Serikat dan China masih belum menemukan titik penyelesaian meski masa kepemimpinan Presiden Donald Trump hanya tinggal sebentar.

Dalam sebuah kutipan wawancara singkat dengan Fox News yang disiarkan pada Minggu (23/8), Trump mengatakan AS akan "berpisah" dengan China jika negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping tersebut tidak memperlakukan Washington dengan benar.

Mengutip South China Morning Post, Trump mengatakan, AS tidak berkewajiban untuk melakukan bisnis dengan China.

"Karena, Anda tahu kami tidak perlu melakukannya," ujar Trump.

"Itu adalah sesuatu yang jika mereka tidak memperlakukan kita dengan benar, saya pasti akan melakukannya, saya pasti akan melakukannya," sambungnya menegaskan.

Presiden ke-45 AS tersebut juga mengaku, ia secara pribadi sudah membatalkan rencana untuk meninjau kemajuan kesepakatan dagang fase satu yang telah disepakati pada Januari.

Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani oleh Trump dan penasihat ekonomi utama Xi, Liu He disebutkan, pejabat senior dari kedua negara akan melakukan peninjauan enam bulan setelah kesepakatan diterapkan.

Pekan lalu, kementerian perdagangan China mengatakan pembicaraan dagang kedua negara akan dilakukan dalam beberapa hari, namun baik Beijing maupun Washington tidak memberikan konfirmasi.

Pada Juni, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan, pemisahan dapat terjadi jika perusahaan AS tidak diizinkan untuk bersaing secara setara di China.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan fase satu, China setuju untuk membeli barang dan jasa Amerika setidaknya senilai 200 miliar dolar AS antara tahun 2020 dan 2021. Perdagangan dua arah antara AS dan China pada tahun 2019 hampir mencapai 559 miliar dolar AS.

Selain terkait perang dagang, ketegangan hubungan antara China dan AS juga diperburuk dengan isu Hong Kong, Taiwan, Laut China Selatan, hingga pandemik Covid-19.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya