Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko/Net
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengancam akan menutup pabrik-pabrik yang membiarkan para karyawannya untuk melakukan aksi unjuk rasa.
Selain itu, kantor berita Rusia RIA pada Sabtu (22/8) juga melaporkan, Lukashenko akan memecat para karyawan yang berpartisipasi dalam gelombang demonstrasi besar-besaran terkait sengketa pemilu.
"Jika sebuah pabrik tidak berfungsi maka mari kita kunci gerbangnya mulai Senin (24/8), mari kita hentikan," lapor
RIA yang mengutip ucapan Lukashenko di Kota Grodno, dekat perbatasan dengan Polandia, melansir
Reuters.
"Orang-orang akan tenang dan kami akan memutuskan siapa yang akan kembali (bekerja) selanjutnya," sambungnya.
Sudah hampir dua pekan, warga Belarusia melakukan aksi protes menentang hasil pemilu yang digelar pada 9 Agustus lalu. Warga mengatakan, Lukashenko telah berlaku curang untuk mengamankan masa jabatannya yang keenam.
Di ibukota Minsk, puluhan ribu orang turun ke jalan menuntut Lukashenko yang sudah 26 tahun berkuasa untuk mundur. Banyak dari mereka merupakan mahasiswa hingga para pekerja.
Hasil pemilu sendiri menunjukkan, Lukashenko berhasil menang telak dengan lebih dari 80 persen suara ketika melawan Sviatlana Tsikhanouskaya.
Lukashenko membantah adanya kecurangan dalam pemungutan suara. Sementara Tsikhanouskaya melarikan diri ke negara tetangga, Lithuania.
Dalam sebuah wawancara dengan
Reuters pada Sabtu, Tsikhanouskaya menggambarkan dirinya sebagai simbol perubahan yang perannya membantu menyelenggarakan pemilihan baru karena Lukashenko harus mundur cepat atau lambat.