Berita

Bantuan sosial dari pemerintah/Net

Politik

Sengkarut Data Bansos Bertolak Belakang Dengan Semangat Industri 4.0 Ala Jokowi

SENIN, 04 MEI 2020 | 21:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kekacauan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pusat terjadi karena tidak adanya data utuh milik pemerintah yang benar-benar sesuai dengan klasifikasi penerima bantuan.

Kekacauan tersebut mencuat ke publik usai sejumlah kepala daerah hingga tingkat desa protes dan mengeluhkan penerima bantuan yang tidak sesuai dengan data warga terdampak virus corona baru (Covid-19) yang dimiliki daerah.

"Pangkal muasal masalah ini dimulai tidak adanya data utuh soal klasifikasi penerima bantuan," ucap peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/5).

Ia membeberkan sengkarutnya pembagian bansos yang beredar di media sosial. Di mana kata Dian, banyak foto atau gambar yang memperlihatkan sejumlah rumah layak huni diberi stiker penerima manfaat program keluarga harapan (PKH).

Bahkan banyak juga stiker penerima manfaat PHK memiliki sebuah mobil yang diparkir di dalam rumah.

"PKH ini adalah salah satu program, core bussines Kementerian Sosial. Sejatinya, ini adalah program lanjutan dari rezim terdahulu. Jika demikian, maka idealnya ada perbaikan data dari waktu ke waktu," jelas Dian.

Sedikit contoh tersebut menurut Dian, menunjukkan ada keengganan pemerintah untuk memperbaharui data-data sebelumnya.

"Ini bertolak belakang dengan semangat Presiden Jokowi yang berulang kali memberikan pernyataan soal revolusi Industri 4.0 atau Indonesia adalah market special startup yang berhubungan dengan data. Artinya, tidak nyambung apa mau presiden dan menteri," terang Dian.

"Apalagi, sudah menjadi rahasia umum jika kementerian yang memiliki program seperti ini menjadi rebutan partai politik. Karena itu, tidak heran ada satire bahwa kementerian model ini dapat setengah tiket ke parlemen," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya