Presiden Iran, Hassan Rouhani/Net
Iran mulai mengizinkan bisnis kecil di luar Teheran untuk dibuka kembali agar roda perekonomian negeri Persia tersebut tidak macet.
Per Sabtu (11/4), pemerintah mulai melonggarkan tindakan penguncian seiring dengan dibuka kembalinya bisnis berisio rendah.
Meski dikritik oleh para pakar kesehatan, namun Presiden Hassan Rouhani mengatakan tidak ada cara lain bagi Iran.
"Tidak ada cara lain," ujar Rouhani seperti dimuat
CGTN.
"Kami ingin melanjutkan kegiatan ekonomi sebanyak mungkin sambil memerangi virus corona pada saat yang sama," sambungnya.
Lebih lanjut, Rouhani mengatakan, kegiatan ekonomi yang mulai dilakukan jika tidak akan mengabaikan protokol kesehatan.
Menurut Dana Moneter Internasional (IMF) ekonomi Iran mengalami kontrasi sebesar 4,8 hingga 9,5 persen dalam dua tahun terakhir.
Bahkan, Iran juga dilanda kenaikan inflasi dan penurunan tajam nilai mata uang selama dua bulan terakhir.
Guna memerangi wabah virus corona, Iran juga telah mengajukan pinjaman dana kepada IMF sebesar 5 miliar dolar AS. Namun, Amerika Serikat berusaha untuk memblokir permintaan pinjaman tersebut dengan alasan dana itu kemungkinan akan digunakan untuk kelompok teroris di Timur Tengah.
Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins pada Minggu (12/4), Iran memiliki jumlah kasus sebanyak 70.029 dengan 4.357 orang meninggal dunia dan 41.947 orang dinyatakan sembuh.