Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Keterlaluan! Aparat Di Afrika Semena-mena Saat Beri Hukuman Bagi Pelanggar Aturan Lockdown

SABTU, 11 APRIL 2020 | 09:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Kongo telah memberlakukan peraturan pembatasan darurat sebagai upaya pencegahan penularan virus corona.

Beberapa hari setelah pengumuman pembatasan itu, sebuah video beredar di media sosial yang memperlihatkan tindakan aparat yang dinilai berlebihan.

Seorang petugas di ibukota memukuli seorang sopir taksi karena melanggar batas satu penumpang.


Pengemudi telah memohon pada petugas saat ia diminta berbaring telungkup di jalan. Walau telah memohon, aparat tetap memukuli tubuh sopir itu dengan pentungan sampai kesakitan.

Video itu sampai kepada Kepala Kepolisian Kinshasa, Sylvano Kasongo. Ia pun segera mengirim salinannya ke Reuters. Dia ingin mendorong orang lain untuk mematuhi aturan. Pasukan itu menghormati hak asasi manusia, katanya.

Masyarakat Demokratik Kongo marah dengan perlakuan polisi dalam video tersebut. Kepala serikat supir taksi Kongo Jean Mutombo mengatakan anggota organisasinya ingin mencari nafkah di masa sulit.

"Kami meminta pengemudi untuk menghormati keputusan yang diambil oleh pihak berwenang untuk menghentikan penyebaran virus corona, tetapi pada saat yang sama, kami mengutuk segala tindakan kekerasan oleh polisi," kata Jean Mutombo, melansir Reuters, Jumat (10/4).

Tindakan kekerasan yang dilakukan aparat tidak hanya terjadi di Kongo. Tuduhan kekerasan yang dilakukan aparat banyak terjadi di Afrika.

Beberapa negara lain aparat menindak masyarakat yang melanggar aturan dengan berlebihan. Aparat terlihat mengejar orang yang melanggar pembatasan pergerakan dengan memukulnya sampai kesakitan.

"Kita harus sangat berhati-hati tentang cara pemerintah menerapkan langkah-langkah ini," kata Samira Daoud, direktur regional untuk Afrika Barat dan Tengah di kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Amnesty International.

"Orang-orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran ini harus diberi sanksi, dan pesan yang jelas harus dikirim ke pasukan keamanan untuk memastikan bahwa mereka menghormati hak asasi manusia."

Di Senegal, terjadi bentrokan antara polisi dan warga sipil yang sebelumnya jarang terjadi. Dalam video yang diposting online memperlihatkan polisi memukul warga sipil yang melarikan diri dengan tongkat.

Di Afrika Selatan, di mana polisi memberlakukan kuncian nasional, Reuters menulis, seorang perwira dan seorang penjaga keamanan ditangkap sehubungan dengan penembakan kematian seorang pria yang tertangkap minum di sebuah kedai kota pekan lalu.

Juru bicara kepolisian Afrika Selatan Vishnu Naidoo tidak memberikan tanggapannya.

Dia hanya berkata,  "perilaku yang diduga oleh pasukan keamanan tidak dapat diterima ... (dan) tidak dapat ditoleransi atau dimaafkan".

Di Kenya, warga mengatakan kekerasan semakin memburuk sejak wabah dimulai.

Dalam satu insiden yang melibatkan polisi, seorang bocah lelaki berusia 13 tahun, Yasin Moyo, menderita luka tembak fatal pada 30 Maret saat bermain di balkon di Nairobi.

Tujuh orang telah terbunuh oleh polisi Kenya yang memberlakukan jam malam atau perintah penguncian, menurut Missing Voices, sebuah situs web yang mendokumentasikan pembunuhan polisi yang dijalankan oleh koalisi kelompok-kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesti di Kenya.

Untuk kasus ini, polisi tidak segera memberikan konfirmasinya.

Presiden Uhuru Kenyatta meminta maaf atas kekerasan dalam pidato yang disiarkan televisi pekan lalu.

"Mungkin pada tahap awal ada beberapa tantangan," katanya. "Saya ingin meminta maaf kepada semua warga Kenya mungkin karena beberapa ekses yang dilakukan."

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya