Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Kapal Karam

JUMAT, 20 MARET 2020 | 11:35 WIB

PEMERINTAHAN Jokowi di periode kedua diidamkan oleh para pendukungnya akan semakin solid, menguat, dan maju. Maklum telah berpengalaman 5 tahun sebelumnya. Akan tetapi tampaknya harapan itu menjadi fatamorgana. Perjalanan terseok-seok dan jalan di depan semakin buram, bahkan gelap.

Jokowi memang diragukan kualifikasi kepemimpinannya sejak awal. Kecuali pendukung buta yang melihat sebaliknya.

Ada empat kelemahan utama, yaitu :

Pertama, janji yang sulit ditepati. Ini karena prinsip yang dipegang adalah "image first" pencitraan yang dibuat populis dan humanis. Membangun simpati dengan profil sederhana, polos, dan baik. Sri Mulyani "sakit perut" membayangkan realisasi janji jokowi.

Kedua, terlalu banyak jasa lingkungan. Beban balas jasa politik ini terwujud dengan "bagi-bagi kue" kekuasaan. Tidak penting "the right man on the right job". Menteri, Wakil Menteri, dan staf-staf yang tidak kompeten.

Ketiga, andalan pembangunan pada infrastruktur yang berbiaya tinggi. Akibatnya utang besar. Tidak berorientasi pada kemandirian usaha dan pengembangan sumber daya manusia.

Keempat, program seenaknya. Tanpa berfikir panjang termasuk dampak. Pindah ibukota tanpa modal. Mau jualan tanah seperti jualan "pisang goreng". Omnibus Law hanya menguntungkan pengusaha. UU KPK diacak-acak. Demi eksistensi diri korupsi menjadi tak terkendali.

Wibawa sebenarnya ambruk, jika dibaca secara objektif maka tingkat kepercayaan rakyat jauh sudah merosot. Tak ada rasa bahagia dan puas. Media mulai berani mengkritisi karena tidak tahan untuk terus memproteksi. Apalagi medsos yang gemar mengolok-olok bahkan mencaci maki.

Pemerintahan Jokowi kini bagai kapal "titanic" yang akan karam. Ekonomi nasional dan global adalah salju yang membentur. Abai kepada sinyal-sinyal. Berpesta kaum borjuasi di kapal yang bergerak menuju kematian.

Kepanikan terjadi. Penumpang mulai berlompatan mencari sekoci. Orang sekitar merancang opsi-opsi. Nakhoda semakin tak mampu memegang kendali.

Kapal "titanic" karam dengan musik orkestra kesedihan "nearer, my god, to thee".

Semua ingat pada Tuhan tapi....terlambat.

M Rizal Fadillah

Pemerhati Politik

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya