Berita

Lutfl Alfiandi saat menjalani sidang di PN Jakpus/RMOL

Hukum

Dosen UBK: Tuntutan Pada Lutfi Jelas Dipaksakan Dan Langgar HAM

KAMIS, 30 JANUARI 2020 | 08:23 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Sidang putusan akan dijalani Lutfi Alfiandi, seorang demonstran yang viral dengan foto membawa bendera merah putih, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari ini, Kamis (30/1).

Sidang itu berkaitan dengan kasus kerusuhan saat unjukrasa pada 30 September 2019 di gedung DPR. Lutfi dituntut 4 bulan penjara karena jaksa meyakini pria berusia 20 tahun itu telah melakukan perbuatan melawan polisi saat demonstrasi berlangsung.

Bagi Dosen Unversitas Bung Karno (UBK) Azmi Syahputra tuntutan yang dilayangkan jaksa pada Lutfi sangat dipaksakan. Tuntutan itu sekaligus menjadi penegasan bahwa penegak hukum belum menerapkan kehendak UU dengan baik.

“Karena dengan menerapkan dakwaan alternatif, sebenarnya ada ketidakpastian tindak pidana mana yang paling tepat dilakukan terdakwa. Padahal semestinya perkara diterima oleh jaksa haruslah teliti, lengkap, dan jelas unsurnya dan pembuktiannya,” tegas Azmi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/1).

Dalam kasus ini, Lutfi didakwa dengan pasal 212 jo pasal 214 KUHP atau pasal 170 ayat (1) KUHP atau pasal 218 KUHP.

Pasalopasal yang disusun berlapis cenderung hanya bertujuan untuk menahan pelaku. Padahal fakta hukumnya, peristiwa perbuatan yang terjadi tidak demikian dan jaksa hanya menuntut dengan pasal 218  KUHP.

Di sinilah, kata dosen hukum pidana itu, penyimpangan hukum dan penyalahgunaan alat hukum sebagai kekuasaan terjadi. Sebab sejak awal memang pasal yang tepat adalah 218 KUHP, bukan pasal kekerasan atau penganiyaan sebagaimana diatur dalam pasal  212 Jo pasal 214 (ayat 1) jo pasal 170 KUHP.  Karena, sambungnya, kejadian ini terjadi pada situasi demo (unras).

“Pasal 218 KUHP dimungkinkan bagi pelaku karena sudah melampaui batas waktu demo dan sudah dilakukan permintaan imbauan petugas berkali-kali agar pelaku untuk segera membubarkan diri,” urainya.

Namun demikian, ancaman pidana pada pasal ini maksimal hanya empat bulan, sehingga pelaku tidak dapat ditahan. Ini yang kemudian menjadi benang merah bahwa perkara Lutfi dipaksakan semata untuk penahanan.

Karena jika mengacu pada pasal 14a KUHP, perkara ini kategori ringan. Andai kasus dibawa ke persidangan dan terbukti, maka hakim akan menjatuhkan hukumannya adalah pidana percobaan karena ancaman pidana maksimal kurang dari satu tahun.

“Sehingga melihat fenomena atas kasus ini, perlu  dikoreksi dan jadi bahan masukan dalam Rancangan KUHAP (RKUHAP) ke depan agar penyidik dan jaksa penuntut umum tidak diperkenankan memaksakan pasal yang  disangkakan, dengan target agar tersangka  dapat ditahan. Ini bertentangan dengan hak hukum seseorang dan hak asasi manusia,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya