Berita

Foto:Net

Politik

Potret Empat Tahun Kemunduran NKRI

SELASA, 26 FEBRUARI 2019 | 18:47 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

DI salah satu tulisannya tentang kejatuhan Sukarno sejarawan Onghokham menggambarkan fenomena yang disebutnya gejala deteriorasi atau kemunduran.

Komplikasi krisis ekonomi dan sosial yang menyebabkan meningkatnya suhu politik ketika itu bukan saja menyebabkan masyarakat berkubang dalam kesengsaraan akibat kenaikan harga-harga, kelangkaan bahan kebutuhan pokok,  krisis bensin dan minyak tanah, hingga inflasi yang tinggi, tetapi juga menjadikan masyarakat terbelah yang berujung pada  deteriorasi berupa perang saudara sebagai buntut dari peristiwa '65.

Ong juga mencatat deteriorasi lainnya. Yakni merajalelanya kutu busuk. Orang tidak bisa duduk di kursi umum misalnya di bioskop dan di tempat-tempat lain seperti hotel-hotel, keraton, sampai rumah-rumah golongan menengah di kota, karena diganggu oleh kutu busuk.

Ong yang dalam periode itu melakukan perjalanan keliling Jawa melalui sorot lampu mobil yang ditumpanginya pada malam hari seringkali melihat ratusan tikus turun ke jalan dari persawahan yang kering akibat kemarau yang panjang yang menyebabkan kegagalan panen.

Ada pula cerita dari berita di koran-koran tentang tikus-tikus yang lapar memangsa bayi, anak-anak kecil dan sebagainya, sehingga menambah kengerian.

Gejala deteriorasi (kemunduran dan kemerosotan) itu hari ini nampaknya juga sedang berlangsung dalam bentuk lain.

Fenomena kutu busuk berganti menjadi fenomena ujaran kebencian, hoax, maraknya tuntutan LGBT, kriminalisasi ulama, kepala daerah jadi timses capres dengan mengancam rakyat dengan kata "laknat", TKA China merajalela, petani dikhianati impor, nelayan keleleran, korupsi makin meriah, akademisi berakrobat seperti badut, dusta, muslihat dan kebohongan dipertontonkan oleh petinggi negeri sekedar untuk mendapat tepuk tangan dari para penggemarnya yang dungu. Media mainstream melakukan penyesatan, tokoh yang konsisten menyuarakan dan terbukti banyak membela kebenaran seperti Dr. Rizal Ramli diserang buzzer bayaran dengan kata-kata keji dan fitnah karena  mereka  tidak sanggup berargumentasi dengan menggunakan nalar manusia.

Para pujangga dulu menulis syair dan puja doa untuk para dewa agar Majapahit terpelihara dan tidak runtuh. Namun negara besar yang dihormati bangsa-bangsa pada masanya itu akhirnya sirna oleh karena korupsi, perang saudara, dan kepemimpinan yang lemah serta lancung pasca wafatnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada.

Para pujangga kemudian menulis syair kesedihan dengan hati yang pedih mengandung duka nestapa:

"Sirna ilang kerta ning bumi, senjakala ning majapahit...". Musnah hilanglah segala kejayaan di bumi (Majapahit). Inilah akhir Majapahit...

Sore ini menjelang datang senja saya kembali melihat kepedihan itu, merasakan deteriorasi, ungkapan cemas, dan kekhawatiran mendalam itu.

Di bawah kepemimpinan yang lemah, lancung, dan penuh muslihat ini bakalkah Sirna Ilang Kerta Ning Bumi, Senjakala Ning NKRI? ........

Mengerikan sekali. **

Penulis adalah wartawan senior.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya