Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

OPINI JAYA SUPRANA

Jurnalisme Hoax Versus Jurnalisme Tabayyun

SELASA, 02 MEI 2017 | 08:13 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DEMOKRATISASI merupakan suatu bentuk proses hakiki yang melekat pada apa yang disebut sebagai demokrasi. Akibat demokratisasi, suasana yang dihadirkan oleh medsos di era informasi teknologi dunia maya serta merta meleluasakan jurnalisme hoax untuk merajalelakan diri.

Apabila setiap orang bisa dan boleh membuat berita maka setiap orang bisa dan boleh membuat berita sesuai kenyataan namun sayang juga berita tidak sesuai kenyataan alias apa yang kini mewabah dengan sebutan hoax.

Dapat dikatakan bahwa hoax adalah anak haram demokrasi.


Contoh berita hoax paling legendaris dalam sejarah dunia hiburan adalah ketika Orson Welles "memberitakan" novel science-fiction HG Wells "The War of the Worlds" lewat sebuah radio show yang sempat (dikononkan) menghebohkan publik New York pada tahun 1938.

Meski pemberitaan tentang dampak radio show "The War of The Worlds" juga bisa dianggap sebagai hoax sebab diragukan kebenarannya namun memang ulah Orson Welles terlanjur legendaris sebagai contoh hoaxyang menimbulkan histeria massa.

Pada hakikatnya hoax mirip dengan dongeng. Maka berita hoax memang potensial berfungsi sebagai semacam dongeng yang menghibur yang potensial mendongkrak omset industri jurnalistik.

Namun di alam demokrasi yang belum mantap, memang hoax rawan memicu berbagai reaksi emosional publik mulai dari sekedar bingung namun bisa juga kecewa sampai amarah bahkan benci. Kebencian rawan memicu kekerasan mulai dari yang batiniah sampai ke yang ragawiah.

Bukan mustahil jurnalisme hoax bisa memicu perang seperti berita hoax bahwa Saddam Husein diam-diam membangun industri senjata nuklir yang secara politis dimanfaatkan USA sebagai alasan untuk membom Irak.

Atau pemprov DKI Jakarta menganggap naskah-naskah saya yang memohon agar Bukit Duri jangan digusur sebab bangunan dan tanah di sana masih dalam proses hukum di PN dan PTUN sekedar sebagai hoax belaka, terbukti 28 September 2016 para penggusur dikawal polisi dan TNI giat menggusur para gubuk warga Bukit Duri secara sempurna melanggar hukum dan HAM.

Syukur alhamdullilah, jurnalisme Indonesia memiliki jati diri khas yang unik mandiri yaitu jurnalisme tabayyun. Sebenarnya cukup banyak daya kesaktian mandraguna dimiliki jurnalisme tabayyun. Satu di antaranya adalah kesaktian mandraguna melawan jurnalisme hoax. Ditambah bekal semangat jihad Al-Nafs sebagai perjuangan menaklukkan diri sendiri, para jurnalis tabayyun tidak akan tega hati mengarang berita hoax.

Maka tidak ada salahnya jurnalisme tabayyun perlu bahkan wajib dihayati oleh para jurnalis Indonesia agar mereka tidak memproduksi misproduk anak haram demokrasi yang disebut sebagai hoax.

Dipandang dari aspek semangat Kebanggaan Nasional, para jurnalis Indonesia membedakan jati diri secara unik dari para rekan  jurnalis mancanegara dalam hal hanya para jurnalis Indonesia yang menghayati dan mengejawantahkan jurnalisme tabayyun menjadi kenyataan. [***]

Penulis adalah Anggota Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya