Berita

Romahurmuziy/net

Politik

Romy Cs Ngebet Masuk Pemerintahan Jokowi Sudah Jadi Obrolan Warung Kopi

KAMIS, 16 OKTOBER 2014 | 22:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kubu Romahurmuziy tidak perlu lagi memberikan sinyal bakal bergabung dan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Karena semua juga sudah tahu apa keinginan Romy Cs sebenarnya di balik pelaksanaan Muktamar di Surabaya.

"Itu bukan hanya sinyal. Itu sudah jadi obrolan bahkan sampai warung kopi. Bukan hanya elit yang tahu. Dari awal mereka memang ingin masuk pemerintahan sehingga menutup mata dengan aturan organisasi," ucap Wakil Sekjen DPP PPP, Akhmad Gojali Harahap, kepada RMOL (Kamis, 16/10).

Dia menjelaskan, PPP bergabung dalam Koalisi Merah Putih berdasarkan Rapat Pimpinan Nasional. Makanya, kalau ingin mengubah arah dan haluan politik partai harus lewat Muktamar.

Karena, Gojali mengungkapkan, sebenarnya tidak haram kalau bergabung dengan partai koalisi pemerintahan Jokowi. Tapi harus melalui mekanisme yang sah. "Mereka memang lewat Muktamar, tapi melanggar aturan partai," ungkapnya.

Misalnya, Romy Cs melanggar AD/ART hingga keputusan Mahkamah Partai dan Majelis Syariah yang dipimpin ulama kharismatik PPP, KH Maimoen Zubair.

"Masak 'ngebet' jadi Menteri aja pakai bikin Muktamar, sungguh keterlaluan kebodohan ini. Sumber daya partai dikerahkan hanya untuk menyokong popularitas perorangan untuk jadi Menterinya Jokowi. Kalau tidak segera membubarkan diri mereka akan kualat, karena telah mendzalimi ulama, kader dan umat Islam," tegasnya.

Meski begitu, Gojali menambahkan, keinginan untuk bergabung dalam pemerintahan tidak hanya berasal dari pihak Romy. Bahkan dia menengarai kelompok Jokowi yang memang membutuhkan dukungan partai tambahan mengintervensi. "(Intervensi) pasti ada," singkat Gozali. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Hikmah Heboh Fufufafa

Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:22

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

UPDATE

PDIP: Prabowo Presiden Kita Semua

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:59

AdMedika Hadirkan Solusi Digital Kesehatan Terintegrasi

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:45

Hasto Tancap Gas Pimpin Safari Politik di Jatim

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:33

Korps Baret Ungu Gelar Event Bergengsi Binsat 2024

Selasa, 29 Oktober 2024 | 01:19

Sultan Tidore Ajak Anak Muda Aktif dalam Pembangunan

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:59

Perluas Layanan Data Center, Telkom Resmikan neuCentrIX Cirebon

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:49

Pindad Sambut Baik Arahan Prabowo soal Mobil Dinas Pemerintahan

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:33

KPK Dalami Peran 2 Vice President ASDP terkait Akuisisi Berujung Korupsi Rp1,2 Triliun

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:32

Transisi Kepemimpinan Tonggak Penting Menuju Indonesia Emas 2045

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:17

Terseret Saham BUMN, IHSG Rebah di 7.634,63

Selasa, 29 Oktober 2024 | 00:14

Selengkapnya