PT Saipem Indonesia tidak pernah memiliki hubungan bisnis baik dengan Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) ataupun mantan Bendahara Umum DPP Partai Muhammad Nazaruddin.
Selain itu, PT Saipem Indonesia juga tidak menerima kontrak senilai 150 juta dolar dari Peraturan Task Force Khusus Hulu Migas,Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Penegasan itu disampaikan External Relations Manager PT Saipem Indonesia, Riatna JEO menanggapi pernyataan Nazaruddin yang menyatakan perusahaan mereka punya hubungan bisnis dengan putra SBY itu.
Seperti dilansir
Antara, Riatna JEO menjelaskan, PT Saipem Indonesia mengutamakan menjaga reputasi baik dan memperingatkan berbaga pihak tidak memberikan pernyataan salah menyangkut perusahaan itu.
Sebelumnya, Nazaruddin menegaskan Ibas terlibat dalam proyek pengeboran minyak lepas pantai di SKK Migas. "Proyek SKK Migas, uang di Wisma Atlet, Mas Ibas ada terima, pembangunan (pengeboran) off shore, lepas pantai," kata Nazaruddin, saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/10).
Hal tersebut diungkapkan Nazaruddin saat diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pembangunan Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna Sumatera Selatan 2010-2011.
"(Ada lagi) beberapa (anggota) Komisi VII (yang terima), Sutan Bhatoegana, karena Sutan pernah dimarahi Mas Ibas disuruh mundur di kasus PT Saipem yang dimenangkan Mas Ibas," kata Nazaruddin.
PT Saipem Indonesia sendiri pernah muncul dalam sidang perkara mantan Ketua SKK Migas, Rudi Rubiandini. PT Saipem pernah berkompetisi dengan perusahaan lain yaitu PT Timas Suplindo yaitu perusahaan dimana Bhatoegama pernah menjadi wakil direktur di perusahaan itu. Proyek di SKK Migas itu pun akhirnya dimenangi PT Timas.
Sedangkan di proyek lain, PT Timas pernah berkompetisi dengan PT Rajawali Swiber Cakrawala, Ibas disebut dekat dengan direktur PT Rajawali, Deni Karmaina.
Deni berupaya agar PT Saipem yang dikawalnya dimenangkan dalam tender proyek off shore Chevron di SKK Migas. Pihak Karmaina, menurut tenaga ahli bidang operasi di SKK Migas, Gerhard Rumeser, berharap agar PT Timas yang dibawa Bhatoegana kalah tender.
[zul]