Berita

pan

Peta Koalisi Pilpres 2014 Sangat Tergantung pada PAN

MINGGU, 23 MARET 2014 | 07:43 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Partai Amanat Nasional (PAN) akan menjadi penentu peta koalisi, baik di kalangan partai menengah, partai berbasis Islam, maupun dengan partai besar yang telah menetapkan calon presiden (capres).

Demikian disampaikan Ketua DPP PAN, Tjatur Sapto Edy. Tjatur pun menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak uji materi yang diajukan Yusril Ihza Mahendra menjadikan Pilpres 2014 mendatang hanya akan diikuti oleh tiga pasang, atau paling banyak empat pasangan calon presiden-cawapres sehingga mengharuskan partai membangun koalisi. Mengacu pada peta politik saat ini, Tjatur meyakini PAN akan menjadi penentu karena jika target suara dua digit terpenuhi, dan partainya  menempati posisi empat besar.

"Berdasarkan survei terakhir kami, posisi PAN di pemilu legislatif itu adalah empat besar. Artinya kalau partai menengah bergabung, posisi tawarnya sangat kuat," kata Tjatur beberapa waktu lalu (Sabtu, 22/3).


Menurut Tjatur, beberapa partai politik sudah sulit untuk bergabung karena hubungannya kurang baik. Sedangkan PAN bisa berkoalisi dengan siapa saja karena selalu menjalin hubungan baik

Tjatur yakin PAN akan sukses di pemilu legislatif. Apalagi partai itu memiliki Ketua Umum Hatta Rajasa yang dipandang sebagai figur berpotensi yang memiliki kekuatan. Selain itu, PAN juga didalamnya terdapat politisi-politisi berpengalaman seperti Amien Rais, yang di awal reformasi dan setelahnya banyak menentukan konstelasi politik nasional.

"Kita percaya diri jadi penentu koalisi ke depan, tentu bersama dengan yang lain," tandasnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad H.Wibowo mengatakan keputusan MK yang menolak permohonan Yusril Ihza Mahendra adalah hal bagus bagi persatuan nasional. Karena dengan itu, semua elemen politik harus siap berkoalisi yang akan mengurangi risiko terhadap stabilitas nasional. Di dalam konteks itu, PAN memiliki peluang besar.

"Apakah PAN akan menjadi pemegang balance of power paska Pileg? Kalau kursi PAN cukup besar, minimal tidak jauh dari 60 kursi, maka peluang sebagai pemegang balance of power akan sangat besar," tegas Dradjad.

Menurut Dradjad, melihat perkiraan konfigurasi DPR periode 2014-2019, partai yang mendapat minimal 60 kursi akan cukup kuat di DPR dalam pengambilan keputusan. Hal itu yang akan membuat posisi PAN menjadi penting.

"Selain itu, posisi itu bisa menjadi penentu dalam pemenangan pilpres," katanya.
Hingga sekarang memang PAN belum memberikan indikasi untuk berkoalisi dengan pihak manapun. PAN hanya mengedepankan silaturrahmi lintas parpol dan juga lintas capres.

"Dengan Jokowi, Bang Hatta Radjasa sangat dekat. Demikian juga dengan Ibu Megawati, Mas Prabowo, bang Ical. Dengan keluarga SBY juga jelas," imbuhnya.
PAN juga meyakini akan menjadi salah satu penentu karena memiliki kualitas program yang ditawarkan dan arah pembangunan yang jelas.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Hatta Radjasa pernah menyampaikan pihaknya mengusung platform yang menyaratkan Pemerintahan harus berjuang sekeras dan sekonsisten mungkin melaksanakan Pasal 33 dan 34 UUD 1945. PAN juga mengusung pemimpin nasional yang mempunyai karakter jujur, memegang amanat, komunikatif dengan rakyat dalam menyampaikan dan mendengar, serta cerdas. Pemerintahan ke depan juga harus pandai memaksimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

"Tidak anti asing, tapi juga tidak menjadi antek asing. Duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa manapun di dunia. Dan yang sangat fundamental, dia menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat, mampu menjaga keharmonisan dalam kebhinekaan Indonesia," demikian Hatta. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya