Saan Mustopa
Saan Mustopa
RMOL. Sikap PKS yang kerap menolak kebijakan Setgab Koalisi membuat Demokrat marah. Kemarahan ini memuncak saat sidang paripurna DPR, Jumat (30/3) yang membahas rencana kenaikan BBM. Di paripurna itu, dengan terang-terang PKS berdiri berseberangan dengan menolak rencana kenaikan BBM.
Karena itu, Demokrat meÂminta Presiden SBY segera menÂdepak PKS dari Koalisi. Sebab lama-kelamaan, PKS malah menÂjadi beban ketimbang jadi teman.
Wasekjen Demokrat Saan Mustopa menyarankan, sebaikÂnya PKS tidak menunggu diÂpecat. PKS harusnya tahu diri dengan keluar sendiri dari Setgab. “Demokrat tidak akan menghaÂlangi PKS kalau mau keluar,†katanya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Bagaimanakah sikap resmi Demokrat terhadap pembangÂkangan PKS? Berikut wawancara lengkap dengan Saan Mustopa, tadi malam:
Sebenarnya, bagaimana tinÂdaÂkan Demokrat atas sikap PKS selama ini yang selalu meÂlawan?
Selama ini, PKS selalu meÂnyaÂÂtakan sudah tidak nyaman di koaÂlisi. Sikap mereka di pariÂpurna kemarin juga menandakan bahwa PKS benar-benar sudah tidak nyaman dan tidak bisa bersama lagi.
Karena itu, kalau sudah tidak nyaman, sudah tidak bisa berÂsama, lebih baik keluar. Kita ingin PKS mewujudkan 100 perÂsen semua pernyataannya itu. Kami harapkan kali ini PKS tidak hanya basa-basi.
Apakah sebelumnya DemoÂkrat pernah mengingatkan PKS agar taat aturan main di koaÂlisi?
Sejak awal kami selalu mengÂingatkan. Kami selalu mengajak agar kita semua solid menjalanÂkan segala komitmen bersama dengan baik. Kami selalu samÂpaikan itu.
Kami ingin, semua yang diÂawali dengan baik diakhiri deÂngan baik juga. Sebenarnya kami sangat ingin kebersamaan yang dibangun di koalisi bisa berjalan hingga akhir masa peÂmerintahan SBY-Boediono di 2014. Namun, kalau sudah seÂperti ini, tidak bisa lagi.
Berapa besar pelanggaran yang dilakukan PKS?
Kami melihat, PKS sudah tidak bisa lagi mendorong dan menduÂkung kebijakan pemerintah. PKS terlihat lebih siap menjadi oposisi ketimbang koalisi. Sikapnya selama ini juga lebih memÂperliÂhatkan sebagai partai oposisi.
Jadi, menurut Demokrat, saat ini PKS sangat pantas untuk diÂkeluarkan?
Bukan masalah dikeluarkanÂnya. Sejak awal PKS lebih selalu bilang ingin keluar. Ya Demokrat hanya ingin memenuhi keingiÂnanÂnya. Kami memberikan ruang seluas-luaskan untuk PKS jika benar-benar ingin keluar.
Bagaimana kalau ancaman PKS hanya sebatas gertakan?
Kami harapkan PKS konsisten. Kalau ingin keluar, ya lebih baik keluar. Kami tidak akan menahan orang yang sudah tidak lagi betah dan tidak cocok bersama.
Bagaimana tanggapan angÂgota koalisi lain terhadap sikap PKS ini?
Semua partai koalisi mengÂinginÂkan anggota koalisi konsisÂten dengan komitmen yang sudah dibangun. Semua menginginkan kita bisa bekerja dengan solid. Namun, dengan sikap PKS seÂlama ini, tentu membuat anggota lain, terutama Demokrat terÂganggu.
Kami harapkan PKS konsisten. Kalau ingin keluar, ya lebih baik keluar. Kami tidak akan menahan orang yang sudah tidak lagi betah dan tidak cocok bersama.
Bagaimana tanggapan angÂgota koalisi lain terhadap sikap PKS ini?
Semua partai koalisi mengÂinginÂkan anggota koalisi konsisÂten dengan komitmen yang sudah dibangun. Semua menginginkan kita bisa bekerja dengan solid. Namun, dengan sikap PKS seÂlama ini, tentu membuat anggota lain, terutama Demokrat terÂganggu.
Pernah ada partai koalisi yang curhat?
Kalau curhat langsung belum ada. Tapi, dari sikap mereka seÂlama ini, saya tangkap seperti itu. Mereka agak terganggu dengan sikap PKS yang selalu beda.
Dalam rencana kenaikan BBM lalu, sebenarnya sikap PKS itu seperti apa?
Awalnya, kami melihat PKS sejalan dengan kami. Saat rapat setgab, saat pembahasan di Banggar, PKS juga setuju dengan kenaikan itu. Bahkan sampai postur anggaran selesai dibahas, PKS masih bersama kami. Tapi, di detik-detik akhir paripurna, PKS mencabut opsi yang diÂtaÂwarÂkan dan memilih berbeda.
Apa PKS ingin mengesankan leÂbih membela rakyat dengan meÂnolak rencana kenaikan BBM?
Ya, apapun itu, kami melihatÂnya PKS memang ingin beda. Makanya, kami tidak ingin mengÂhalanginya. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26
Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24
Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41