Berita

Darmono

Wawancara

WAWANCARA

Darmono: Kasus Dhana Widyatmika Nggak Bakal Di-SP3-kan

KAMIS, 01 MARET 2012 | 09:31 WIB

RMOL. Kalau tidak ada aral melintang, Kamis (1/3) ini tersangka kasus dugaan korupsi Ditjen Pajak, Dhana Widyatmika (DW), diperiksa Kejaksaan Agung.

“Kasus ini terus kami kem­bang­­kan dengan memeriksa DW, dan sejumlah saksi. Tunggu saja hasil penyelidikannya. Apakah nanti ada tersangka baru atau ba­gaimana,’’ ujar Wakil Jaksa Agung Darmono kepada Rakyat Me­rdeka, Selasa (28/2).

Seperti diberitakan, Kejaksaan Agung menetapkan DW  sebagai tersangka dugaan kasus korupsi di Ditjen Pajak. DW diduga me­miliki rekening tidak wajar seba­gai seorang PNS, atas perbuatan­nya itu, DW terancam pasal 2, 3, dan 5 undang-undang tindak pidana korupsi. DW pun sudah dicekal sejak 22 Februari 2012 hingga 21 Agustus 2012.

Darmono selanjutnya menga­ta­kan, pihaknya berjanji secepat­nya menuntaskan kasus ini. Tidak bakal dihentikan penyidikannya di tengah jalan.

“Insya Allah penyidik dapat segera melimpahkan kasus itu ke pengadilan,” ujarnya.


Berikut kutipan selengkapnya:

Ada yang mengkhawatirkan Kejagung keluarkan SP3, tang­gapan Anda?

Saya kira nggak bakal di-SP3-kan ya seperti yang dikhawatir­kan itu. Tapi lihat nanti saja. Mu­dah-mudahan tidak SP3 (Su­rat Pe­rintah Penghentian Pe­nyi­dikan) karena kurangnya bukti. Kami tetap berkomitmen untuk me­nuntaskan kasus ini se­cepat­nya. Kemudian melimpah­kan­­nya ke pengadilan.


Kasus ini tergolong besar, ke­napa tidak ditangani KPK sa­ja?

Kejaksaan punya kewenangan untuk melakukan penyidikan perkara dengan nilai berapa pun, itu tidak masalah. Kami punya kewenangan berdasarkan un­dang-undang.

Memang KPK ranahnya me­nangani penyelenggara negara. Tapi itu tidak menghambat ke­jak­saan untuk melakukan penyi­dikan kepada siapa saja. Baik pihak swasta, PNS, maupun para penyelenggara negara.


Apakah orang terdekat DW akan diperiksa?

Ya pasti. Intinya semua pihak yang terkait perkara itu akan dimintai keterangan. Misalnya, apa orang itu mengetahui, meli­hat, dan membantu serta bekerja sama dengan yang bersangkutan.

Itu salah satu tugas penyidik untuk mengembangkan kasus ini. Siapa saja yang terlibat. Siapa saja yang dimintai pertanggung­jawaban secara hukum. Tentu pe­nyidik yang punya otoritas untuk mengembangkan.


Ada kemungkinan mengung­kap kasus lain di Ditjen Pajak?

Kemungkinan itu tetap ter­buka. Ini tergantung bagaimana perkara itu dikembangkan. Ba­gaimana peran serta masyarakat atau pihak-pihak yang bisa ikut membantu menegakkan hukum.


Bagaimana awal kasus ini te­rungkap?

Ini berawal dari laporan ma­sya­­rakat. Tiap laporan selalu ka­mi tindaklanjuti. Kami me­la­kukan penyelidikan dan evaluasi. Mengingat kasus ini terkait aliran dana, tentu kami minta bantuan PPATK untuk mengetahui aliran dana dari mana saja.


Bagaimana awal kasus ini te­rungkap?

Ini berawal dari laporan ma­sya­­rakat. Tiap laporan selalu ka­mi tindaklanjuti. Kami me­la­kukan penyelidikan dan evaluasi. Mengingat kasus ini terkait aliran dana, tentu kami minta bantuan PPATK untuk mengetahui aliran dana dari mana saja.


Bukankah kasus ini berda­sar­kan laporan PPATK?

Setahu saya, awalnya bukan dari laporan PPATK. Dari laporan masyarakat. Kemudian Kejagung minta PPATK untuk menelusuri aliran dana itu. Kami minta ban­tuan PPATK untuk melengkapi data, dan menelusuri dana yang bersangkutan. Sejauhmana dana tersebut digunakan. Itu kan sudah standar.


Kapan laporan itu diterima Kejagung?

Saya tidak tahu persis. Yang jelas kasus itu sudah dikembang­kan ke tingkat penyidikan 17 Februari lalu.

Sebelum itu, tentu ada tindakan penyelidikan. Ini berarti kira-kira antara Desember 2011 atau Januari 2012 laporan itu kami te­rima.


Berapa lama lagi kira-kira tuntas penyidikannya?

Bila datanya kuat dan lengkap, prosesnya bisa cepat. Namun bila laporan masyarakat itu terlalu sumir, biasanya penyidik mencari data dan mengembangkannya cukup lama. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya